Posts

Mostly Read

E-BOOK GRATIS - Taman Hikmah Ramadan

Image
📒E-Book Gratis : Taman Hikmah Ramadan 📒 Berikut ini E-Book Gratis Oleh Candra Prahastiwi dan Saviera Yonita Disarikan dari 10 bab pertama dari kitab Majalis Syahri Ramadhan Al Mubarak karya Syaikh Sholih bin Fauzan bin Abdullah al Fauzan Kami tambahkan faidah dari kajian Ustadz Aris yang membahas kitab di atas di bulan Ramadhan tahun 2015 silam, juga faidah dari beberapa kitab dan kajian lainnya. Video kajian ustadz Aris tersebut dapat diakses di channel youtube Yufid.TV *Muroja'ah* : Ustadz Aris Munandar, S.S, M.P.I  *Unduh E-Book di sini*: http://bit.ly/tamanhikmahramadhan Silahkan disebarluaskan. *** Candra & Saviera Semoga Allah mengampuni dosa keduanya

5 Video Podcast Paling Menginspirasi

Image
1. Dua Kata yang Mengubah Hidup Gue by Raditya Dika Setiap keputusan dalam hidup kita itu bersifat transaksional. Dalam buku The Price Of Everything, penulis Eduardo Porter menjelaskan : Mata uang yang paling berharga itu adalah ‘Kesempatan’. Biaya yang kita korbankan untuk setiap keputusan yang kita pilih, senilai dengan alternatif yang tersedia saat itu. Harga dari satu box pizza senilai 50 ribu adalah segala hal lain yang dapat kita lakukan dengan 50 ribu tersebut. Inilah yang dikenal para ekonom dengan istilah opportunity cost.   Pun di dalam agama kita, sejatinya setiap manusia sedang berdagang dengan harta dan jiwa mereka kepada Allah, dan perniagaan Allah itu adalah surga. Maka setiap waktu yang kita habiskan untuk menonton tv sejatinya dapat kita tukar dengan surga seandainya kita habiskan untuk berdzikir. Dalam video di atas, Raditya Dika menjelaskan makna dari “harga sebuah kesempatan” dengan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami. Dengan menimbang harga dari setiap kesempa

Sejak saat itu saya ga beli perhiasan lagi

Image
  Berapa waktu lalu saya ke mall dan ngelewatin sebuah toko emas yang bersebelahan dengan toko berlian. Tiba-tiba saya inget cincin yang saya pake itu ada berlian sekitar 0.3-0.4 karat (sekarang 1 karat tu nilainya mulai dari 2000an dolar atau 30-160an jt tergantung clarity, color, dan cuttingnya). Cincin itu pemberian mama saya yang dibeli tahun 2007. Sudah pasti, saya ga nyimpen sertifikatnya krn dulu ga ngerti wkwk..   Lalu saya iseng masuk ke toko tersebut utk coba naksir nilai cincin saya.. Little did i know kalo jual berlian tu harus ada surat atau sertifikatnya.. Tapi kemudian pramuniaganya ngecek sendiri dengan detector toko tersebut kalo itu berlian asli.. Emasnya 17 karat, berat total cincin sekitar 2.76 gr, berarti  kalo 1ct berlian itu 0.2gr, 0.3ct sekitar 0.06 gram. Tapi saya kena mental wkwk.. Toko tersebut gamau nerima cincin saya krn beda merk alias beda toko waktu belinya. Ditambah gada surat2nya. Ditambah lagi bentukan cincin yang ga berkilau lg krn fatigue alias caca

Mata pencaharian yang paling bernilai

Image
Ilmu adalah mata uang yang dicari dan dibutuhkan semua orang, semua kalangan. Karena ilmu tersebut menjadi sebab terangkatnya derajat seseorang di dunia. Kalau ga percaya, bandingkan profesi dosen dengan kuli bangunan. Bekerja sama 8 jam, seorang kuli harus menguras lebih banyak keringat dan tenaga namun upahnya lebih kecil. Itu tandanya ilmu seseorang dihargai lebih tinggi dibandingkan tenaganya. Tapi apakah semua ilmu sama berharganya? Tentu tidak. Bandingkan dosen dengan koruptor. Keduanya bisa jadi memiliki level pendidikan yang sama. Yang satu mahir mengajar, yang satu mahir menipu dan mencuri. Sama-sama “berilmu” tapi apakah sama-sama terhormat? Terdapat kaidah yang masyhur “ شرف   العلوم   بشرف   المعلوم " yaitu, kemuliaan suatu ilmu itu tergantung dengan objek yang dipelajari. Maka tentunya tidak ada yang dapat mengalahkan mulianya ilmu agama. Karena dengan ilmu tersebut seseorang dapat mengenal Rabb semesta alam, pemilik segala Kemuliaan. Dengan ilmu agama ia mengenal Nab

Umur kita begitu singkat

Image
Aku menulis sembari membendung tangis. Berkelebat kenangan bermunculan di kepalaku. Menyadari bahwa aku kehilangan banyak sosok orang-orang baik akhir-akhir ini.  Salah satunya, ayah dari sahabatku. Kepada orang-orang yang kutemui, beberapa kali aku membanggakan ayah dari temanku itu. Kugambarkan sosoknya yang lembut dan hangat -yang ketika beliau melontarkan kata-kata, aku pasti seketika memperhatikan dan menghargainya. Kupamerkan betapa beliau adalah seorang Ayah, pendengar, sekaligus pencerita yang baik. Kuingat selalu perbincanganku dan temanku di kamar kosnya waktu itu. Tampak nyata di benakku mata temanku yang berbinar tiap kali ia merindukan dan menceritakan tentang sosok ayahnya. Kuhafal dan kuimpikan citra ayahnya agar aku kelak dapat meneladani kebaikan beliau. Padahal aku bahkan belum pernah berjumpa dengan beliau sekalipun. Tak heran, dari buaian ayahnya, tumbuh seorang gadis yang begitu kukagumi, ialah sahabatku. Aku bahkan tak pernah ragu mengungkapkan betapa aku mengidol

Filosofi Sebuah Pohon

Image
 

Jangan Tukar Seluruh Waktumu dengan Uang

Image
Berapa belakangan ini saya mendengarkan sebuah podcast oleh seseinfluencer yang mengangkat topik seputar keuangan. Dalam podcast tersebut ia menyinggung tentang perjalanannya dalam mengumpulkan dana pensiun dan bagaimana dia bisa memutuskan untuk berinvestasi. Salah satu hal yang melatarbelakanginya untuk pensiun dini begitu memikat hati saya. Dia tidak bilang “Saya menginginkan financial freedom dalam hidup saya”, tapi dia bilang, “Saya tidak ingin menghabiskan seluruh hidupnya dengan bekerja”. Intinya terdengar sama, tapi frasa yang dia gunakan meninggalkan kesan yang berbeda. Singkat cerita, demi memenuhi tujuan keuangan tersebut sang influencer memutuskan untuk menyisihkan puluhan persen dari penghasilannya secara rutin dan menyalurkan tabungan tersebut ke beberapa instrumen investasi yang ada. Dengan begitu dia dapat mengembangkan dan mengamankan nilai hartanya melawan arus inflasi. Dan ketika tiba saatnya untuk pensiun seperti target yang telah ditetapkan, dia dapat bersantai dan

Tips Manajemen Waktu

Image
  Selama ini kita gapernah belajar caranya bagi waktu antara santai-santai, bermain, sekolah, ngerjain PR, atau jalan-jalan. Tapi kita bisa melakukannya dalam sehari. Jadi heran aja kalo kita gabisa luangin waktu untuk baca quran barang sehalaman padahal untuk tidur siang kita bisa menghabiskan waktu berjam-jam. Makin heran lagi ketika kita ngaku ga sempet sholat witir barang satu rakaat, padahal untuk bengong aja kita bisa menghabiskan waktu cukup untuk menyesap secangkir teh atau memandangi satu episode drama keroya. Mungkin bukan cara bagi waktu kita yang harus kita koreksi. Mungkin kedudukan Ilmu Agama dan impian kita tentang surga saja yang letaknya terlalu terpencil di hati.