Mata pencaharian yang paling bernilai












Ilmu adalah mata uang yang dicari dan dibutuhkan semua orang, semua kalangan. Karena ilmu tersebut menjadi sebab terangkatnya derajat seseorang di dunia. Kalau ga percaya, bandingkan profesi dosen dengan kuli bangunan. Bekerja sama 8 jam, seorang kuli harus menguras lebih banyak keringat dan tenaga namun upahnya lebih kecil. Itu tandanya ilmu seseorang dihargai lebih tinggi dibandingkan tenaganya.


Tapi apakah semua ilmu sama berharganya? Tentu tidak. Bandingkan dosen dengan koruptor. Keduanya bisa jadi memiliki level pendidikan yang sama. Yang satu mahir mengajar, yang satu mahir menipu dan mencuri. Sama-sama “berilmu” tapi apakah sama-sama terhormat?


Terdapat kaidah yang masyhur “شرف العلوم بشرف المعلوم" yaitu, kemuliaan suatu ilmu itu tergantung dengan objek yang dipelajari. Maka tentunya tidak ada yang dapat mengalahkan mulianya ilmu agama. Karena dengan ilmu tersebut seseorang dapat mengenal Rabb semesta alam, pemilik segala Kemuliaan. Dengan ilmu agama ia mengenal Nabinya, manusia yang paling mulia, menjadi pewaris beliau meski ia bukan dari kalangan ahlul bait beliau.


Dalam sebuah hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,


إِنَّ الْأَنْبِيَاءَ لَمْ يُوَرِّثُوا دِينَارًا وَلَا دِرْهَمًا إِنَّمَا وَرَّثُوا الْعِلْمَ فَمَنْ أَخَذَ بِهِ أَخَذَ بِحَظٍّ وَافِرٍ


“Sesungguhnya para Nabi tidak mewariskan dinar dan dirham, sesungguhnya mereka hanyalah mewariskan ilmu, maka barangsiapa yang telah mengambilnya, maka ia telah mengambil bagian yang banyak.” (HR. Abu Dawud dan At-Tirmidzi).


Dan dengan ilmu agama tersebut, Allah mengangkat derajatnya di dunia (sebelum di akhirat) bahkan melebihi derajat para penguasa. Buktinya, siapakah yang memimpin sholat di masjid-masjid kaum muslimin? Apakah pejabatnya, gubernurnya, presidennya, atau para ulamanya?


Maka betapa logisnya apabila ilmu agama menjadi mata pencaharian yang paling berharga. Karena ilmu tersebut menjadi pertanda bahwa Allah bukakan segala pintu kebaikan di hadapannya. Allah tidak menjadikan melimpahnya harta seseorang sebagai tanda cintaNya terhadap orang tersebut. Tapi jika Allah mencintai seorang hamba, Allah akan pahamkan baginya ilmu agama.


فَأَمَّا الْإِنسَانُ إِذَا مَا ابْتَلَاهُ رَبُّهُ فَأَكْرَمَهُ وَنَعَّمَهُ فَيَقُولُ رَبِّي أَكْرَمَنِ ﴿١٥﴾ وَأَمَّا إِذَا مَا ابْتَلَاهُ فَقَدَرَ عَلَيْهِ رِزْقَهُ فَيَقُولُ رَبِّي أَهَانَنِ ﴿١٦﴾ كَلَّا

“Adapun manusia, apabila Allah berikan kepada dia kenikmatan dan rezeki, Allah luaskan rezekinya, dia berkata: ‘Allah sayang kepadaku, Allah memuliakan diriku.’ Adapun ketika Allah sempitkan rezekinya, dia berkata: ‘Allah tidak sayang kepadaku, Allah menghinakan diriku.’ Allah mengatakan: ‘Sekali-kali tidak…’” (QS. Al-Fajr[89]: 17)


وَإِنَّ اللَّهَ يُعْطِي الدُّنْيَا مَنْ يُحِبُّ وَمَنْ لَا 

يُحِبُّ وَلَا يُعْطِي الْإِيمَانَ إِلَّا مَنْ يُحِبُّ


“Sesungguhnya Allah memberi dunia pada orang yang Allah cintai maupun yang tidak. Sedangkan iman hanya diberikan kepada orang yang Allah cinta.” (HR. Bukhari dalam Adabul Mufrad)


Jadi, apa mata pencaharianmu? 

https://muslimah.or.id/3527-mari-menggali-warisan-nabi-bag-1.html

https://muslim.or.id/29242-derajat-mulia-penuntut-ilmu-agama-2.html

https://muslim.or.id/58413-faidah-hadits-tentang-keutamaan-ilmu.html

https://islamqa.info/id/answers/52817/penafsiran-firman-allah-taala-انما-يخشى-الله-من-عباده-العلماء-sesungguhnya-yang-takut-kepada-allah-diantara-hamba-hambanya-adalah-mereka-para-ulama


Comments

Popular posts from this blog

Ilmu dunia yang tidak diamalkan, gimana statusnya?

Perbedaan Penulisan pada Mushaf Kemenag dengan Mushaf Rasm Utsmani cetakan Madinah

Sajak Rindu

Apa itu Tauqifiyah?

Komik berfaidah #4

Aku Cantik Ga??

Mad Badal - Meringankan Syiddah