5 Video Podcast Paling Menginspirasi
1. Dua Kata yang Mengubah Hidup Gue by Raditya Dika
Pun di dalam agama kita, sejatinya setiap manusia sedang berdagang dengan harta dan jiwa mereka kepada Allah, dan perniagaan Allah itu adalah surga. Maka setiap waktu yang kita habiskan untuk menonton tv sejatinya dapat kita tukar dengan surga seandainya kita habiskan untuk berdzikir.
Dalam video di atas, Raditya Dika menjelaskan makna dari “harga sebuah kesempatan” dengan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami. Dengan menimbang harga dari setiap kesempatan kita dapat mengambil keputusan dan menata hidup dengan lebih bijak.
Pohon adalah ciptaan Allah yang luar biasa. Di beberapa tempat di Al Qur’an, Allah menggunakan pohon sebagai permisalan. Pohon juga dijadikan salah satu nikmat di surga dan balasan di neraka. Ini bermakna bahwa pohon adalah makhluk yang istimewa.
Nabi Muhammad ﷺ juga memotivasi kita untuk menanam pohon. “Tidaklah seorang muslim menanam tanaman lalu tanaman itu dimakan manusia, binatang ataupun burung melainkan tanaman itu menjadi sedekah baginya sampai hari kiamat.” (HR. Muslim)
Selain menaungi manusia dari matahari dan hujan, atau menghasilkan buah-buahan yang lezat dan segar, pohon menghasilkan udara bersih yang sangat dibutuhkan umat manusia dan juga binatang. Dan dari karbon dioksida yang dibuang oleh manusialah pohon mendapatkan 95 persen dari massanya. Bukan tanah dan air. Kok bisa? Dalam video di atas, Derek Muller akan menjelaskan kepada kita betapa hebatnya pohon dan alangkah pentingnya bagi kita untuk menanam pohon.
3. Quit Social Media - Cal Newport
Siapa bilang media sosial itu buruk?Sosial media menghubungkan banyak orang yang berjauhan, mempertemukan penjual dan pembeli, membantu orang menemukan pendonor darah atau organ, dan mendongkrak kampanye sosial yang mengumpulkan donasi. Namun fakta lain dari sosial media yang seakan dikubur oleh mereka yang berkepentingan adalah bagaimana fitur dan desain UXnya menjadikan penggunanya terikat dan enggan luput dari informasi seremeh likes atau tag. Inilah yang dijadikan komoditas oleh perusahaan teknologi, yakni, perhatian dan waktu yang kita habiskan secara sukarela untuk sosial media.
Kita memandang like sebagai afirmasi positif atau bentuk afeksi yang orang lain tujukan kepada kita. Bagi facebook dan kawan-kawannya, setiap aktivitas like, comment, share dan durasi yang kita alokasikan untuk sebuah postingan menjadi data yang berharga yang mereka gunakan untuk membuat kita semakin terbelenggu dalam dunia maya. Data tersebut digunakan untuk memetakan prediksi soal minat kita, sehingga di lain waktu mereka tahu iklan seperti apa yang akan menarik untuk ditampilkan. Dalam sebuah artikel di majalah The Guardian, bahkan mantan insinyur software Google & Facebook, Justin Rosenstein dikabarkan meninggalkan semua media sosialnya dan antipati dengan tombol like yang dia ciptakan bersama rekan-rekannya. Video di atas akan mematahkan semua alasan & pembenaran kita yang masih betah menggunakan sosial media.
4. This is why we cant have nice things - Veritasium
Bagi konsumen, produk yang baik adalah produk yang handal dan awet. Bagi produsen, produk yang baik adalah produk yang dapat menarik penjualan yang repetitif. Maka model bisnis yang dapat melayani kebutuhan perusahaan komersial tersebut adalah Obsolescence. Yakni dengan menanamkan konsep “usang” di pikiran konsumen agar mereka merasa harus membeli yang baru & perusahaan dapat terus memproduksi dan meraup keuntungan. Dengan kata lain para produsen memanfaatkan kekecewaan para pengguna dan menjadikannya sebagai sumber komoditas.
Maka tak jarang kita temukan di antara produk yang pernah kita beli kita memiliki ketahanan yang kurang, atau kita seketika merasa bosan dengan produk tersebut tatkala kita melihat iklan dari Brand yang sama bahwa mereka merilis varian baru yang akan mengesankan bahwa produk yang kita beli sudah kuno & sudah harus diganti. Konsep ini pertama kali disepakati oleh asosiasi perusahaan lampu ternama di era 1920an yang dikenal dengan Phoebus Cartel. Mereka bersepakat untuk mengurangi usia atau ketahanan produk mereka demi meningkatkan penjualan dan meraup keuntungan. Kemudian konsep ini diadopsi oleh produsen otomotif, bahkan perusahaan teknologi ternama seperti Apple namun dengan cara yang berbeda. Dalam video di atas, Derek Muller akan menceritakan lebih lengkapnya kepada kita.
5. Pilihan Allah yang Terbaik - Ustadz Firanda
Semua orang menyukai cerita, terlebih jika cerita tersebut bukan fiksi. Maka karena kasih sayangNya kepada kita, Allah memberi manusia petunjuk melalui KalamNya yaitu Al-Qur’an yang secara umum terdiri dari tiga bagian ; 1. Ayat-ayat berkenaan dengan Aqidah, 2. Syariat, 3. Kisah-kisah kaum terdahulu dan juga berita yang akan terjadi di masa depan. Sehingga dari kisah-kisah tersebut manusia dapat mengambil pelajaran yang berguna bagi mereka untuk menghadapi ujian hidup di dunia yang berupa nikmat maupun cobaan.
Ketika mendapat ujian berupa nikmat, terkadang mudah bagi kita untuk mengingat bahwa nikmat tersebut datang dari Allah karena kasih sayangNya yang lantas membuat kita bersyukur dan semakin bertaqwa. Namun apabila kita diuji dengan musibah, sulit bagi kita untuk sadar, bahwa ujian tersebut juga terjadi atas kasih sayang Allah sehingga kita kerap lupa untuk bersabar & berbaik sangka bahwa itu yang terbaik. Padahal terkadang musibah tersebut meninggikan derajat kita, mendatangkan hikmah yang berharga bagi kita dan juga pahala yang sangat besar melebihi besarnya pahala syukur yang kita haturkan tatkala mendapat nikmat. Dalam video singkat di atas, Ustadz Firanda menyampaikan beberapa kisah dari Al Qur’an beserta hikmah besar yang ada di baliknya. Mudah-mudahan kita merasa ridha dengan setiap pilihan Allah untuk kita.
Comments
Post a Comment