Dia itu Suka Dipuji

Kamu kalem banget sih, aku kagum sama kamu!. Eh kalo boleh jujur, lo itu keliatan ganteng banget kalo pas pake baju koko atau gamis putih gitu.

Siapa yang ga suka dipuji?

Ada satu poin menarik dalam kitabul akhlaq was siyar karya imam ibnu hazm ketika membahas tentang pertemanan dan nasehat.

Al imam menulis di poin ke 107 yang intinya, di antara kejelekan itu ada yang paling mirip dengan kebaikan. Apa itu? Cinta pujian. Kok bisa? Sementara di hadits dalam Shahih Muslim (no. 3002), Al Miqdad meriwayatkan bahwa Rasulullah memerintahkan sahabat2nya untuk melemparkan pasir ke wajah orang yang suka memuji. Itu tandanya rasul tidak suka dipuji2. Kalo suka kan ga dilempar pasir.. Tapi dilempar duit atau coklat kan ya. Dan perintah ini dipraktekkan oleh al miqdad dan juga an nawawi. Akan tetapi kita bisa mengambil manfaat dari sikap seseorang yang suka dipuji dalam rangka mengharapkan berkurangnya keburukan dan bertambahnya kebaikan akhlak pada dirinya. Tapi bagaimana?

Ibnu hazm bercerita bahwa ada beberapa kalangan pemimpin, salah seorang dari mereka menemui seseorang penjahat. Kemudian ketika pemimpin tersebut bertemu dengan penjahat tadi, yang ia lakukan justru memuji2nya, mengatakan kalau penjahat tadi sangat populer karena jasa2nya, dan terkenal dengan sifat yang baik, lembut, hingga pada akhirnya pujian tersebut menjadi sebab berkurangnya kejahatan si penjahat tadi.

Cerita yang dituturkan oleh Ibnu hazm itu gue alami sendiri. Oh gue bukan lakon pemimpinnya. Justru sebaliknya.

Tepatnya ketika SMA kelas 2. Semua orang di SMA N 1 Teladan tahu apa arti kelas 2. Itu artinya di atas angin. UN masih lama, lo punya junior, dan ekskul (sienom dalam kamus kami, artinya sie otonom. Sekolah ga berhak mengatur jalannya program2 kami) adalah wilayah kekuasaan lo. Gue sih ga bejat kaya tokoh penjahat dalam ceritanya ibnu hazm, cuma ya masih pake celana, sholat aja seadanya. Waktu itu masa sedang senang2nya ngejar level intermediate single rope technique (SRT) di divisi caving THA (teladan hiking association) alias sispala SMA kami. Kerjanya tiap pulang sekolah ya naik turun gedung pake tali statis, safety harness, crawler, jammer, carabiner screw, dkk. Jujur aja, gue selalu ngerasa keren tiap kali temen2 nontonin gue naik turun gedung lt 3 cuma pake 1 tali (padahal ada tangga). Jadi yang namanya pujian itu makanan bergizi untuk ego kala itu. Makin dipuji makin semangat gue buat naik level.

Hingga suatu hari gue iseng nongkrong di masjid Al Uswah, masjid bersejarah dan kebanggaan untuk anak Teladan (sebejat apapun lo kala itu. Anak2 SMA lain bakal manggil lo anak teladan. Percayalah.). Kalo ga salah inget, cuma nemenin temen gue sholat dhuha. Sebelum cabut, kami bertemu dengan 2 atau 3 anak IPA lainnya yang -kayanya- habis sholat dhuha juga disitu. "Halo saviera. Kayanya aku kok sering banget ya liat kamu disini. Kamu rajin banget sering sholat dhuha", sahut orang berkacamata yang bahkan gue ga inget namanya siapa. Batin gue, "dih yakin banget ni orang. Ga salah liat apa? Sholat dhuha aja gue kagak pernah seumur hidup. Lagian kok kenal gue ya?". Setelah berbasa basi kami keluar masjid dan gue tanya temen gue "eh itu tadi namanya siapa sih?". "Oh itu fulanah anak ipa 4" Jawab temen gue. "Oh", sok oh aja gue.

(FYI, gue berasal dr bangka. bangka adalah pulau kecil sebelah pulau Sumatera, dekat dengan palembang, dan pulau belitong. Mayoritas penduduknya adalah orang melayu dan juga orang Tionghoa. Orang jawa cuma numpang disana (wkwk becanda). Bagi muslim melayu zaman gue SD SMP dulu, hari raya ga cuma idul fitri dan idul adha. Tahun baru imlek itu juga hari raya. Tiap go nian(bacanya konyan) gue di ajak muter sama nyokap ke rumah bos dan nasabah2nya (ya Mama dulu kerja di Bank) yang notabene adalah cukong2 bermata sipit. Gue ketularan kaya sejenak dari angpao2 mereka. Belakangan kami sekeluarga tahu ikut ngerayain 'idnya orang non muslim itu haram dan uang hasil riba itu haram. Mama resign dari bank dan kami sekeluarga hijrah ke jogja.)

To be honest, beneran gue baru tau kalo ada yang namanya sholat dhuha itu sejak masuk SMA dan pindah ke jogja. Di Bangka? Ketahuan temen sekelas kalo lo sholat 5 waktu aja pasti bakal dicap anak alim. Saking bangka benar2 ga terjamah dakwah kala itu. Bahkan ketika kecil, boro-boro tahu sholat sunnah rawatib itu apa, sholat yang paling diinget wajibnya aja cuma magrib. Sisanya seakan2 cuma sunnah muakkad.

Sejalan2 gue merenung. Kejadian random bin ganjil di masjid tadi bener2 menggelitik batin gue. "Kok bisa ya tu orang ngomong gitu. Padahal dia bukan anak POH (pengurus oemat harian, rohisnya teladan) yang suka sksd sok dakwahin gue kaya biasanya. Tulus banget ngomongnya. Padahal dia tau gue anak THA. Ya kali anak THA rajin sholat dhuha.. Kelas 3 iya..", Gue terus bertanya2. "apa muka gue bakat ya jadi alim gitu". "Emang apa ya rasanya sholat dhuha?". "Sholat wajib aja males2an.. Emang gue pantes berubah gitu?".

Dan apa yang terjadi keesokan harinya?
Gue beneran sholat dhuha untuk pertama kalinya. Gue ga peduli bakal ketemu anak yang kemarin atau ega.. Gue cuma berharap ucapan random orang random kemarin adalah doa yang bakal dikabulkan Allah.

Alhamdulillah tak lama (ya agak lama sih), dari kejadian itu, tepatnya di penghujung tahun ke 2 SMA, gue agak hijrah. Naik kelas 3 semakin hijrah. Dan sampai sekarang pun gue masih dan akan berusaha berhijrah. Jazaahallaahu hudan wa istiqoomatan.

Pelajarannya yang gue dapet dari perkataan ibnu hazm dan pengalaman gue pribadi tadi.. Memiliki sifat buruk itu ga berarti menutup celah pada orang jahat dan fasiq untuk berubah jadi baik. Semua punya kesempatan untuk mendapatkan hidayah, ya meskipun perantaranya seperti kisah di atas. Dan jangan meremehkan kebaikan sekecil apapun. Keliatannya ga spektakuler, sekedar pujian basa basi. Tapi ketika digunakan dengan bijak, yakni pada momen yang tepat, kepada orang yang tepat, plus doa dalam hati mudah2an Allah ijabahi, biidznillah orang bejat pun diberi taufiq untuk bertaubat.

Moga2 relevan







Popular posts from this blog

Tips Membuat CV Ta’aruf, Bonus Format Instan

Perbedaan Penulisan pada Mushaf Kemenag dengan Mushaf Rasm Utsmani cetakan Madinah

Mad Badal - Meringankan Syiddah

Komik berfaidah #4

لا تغضب hold your anger

الدعاء سلاح المؤمن

Hadits - hadits tentang dunia