Manajemen Masalah

Siapa di dunia ini yang tak pernah ditimpa musibah? Atau siapa yang merasa tak pernah diuji? Tentunya tidak ada. Dan sudah menjadi naluri setiap manusia, ketika ia mengalami suatu problema, maka ia akan mencari penyelesaian bagi masalah tersebut. Namun banyak dari kita yang terlalu sibuk dengan pencarian tersebut sehingga melewatkan hal hal penting tanpa kita sadari.

Bersandar pada diri sendiri demi mencari solusi saat menghadapi ujian membuat seseorang lupa bahwa ia memiliki Rabb yang kuasa mengangkat ujiannya seketika, menambah kesombongan bahwa 'jika bukan dia maka siapa lagi yang mampu menyelesaikannya?' seakan2 orang lain tak pernah berperan dalam menyelesaikan persoalannya, dan melalaikan seseorang dari bersyukur dengan nikmat2 yang ada di sekitarnya(keamanan, makanan untuk hari ini, kesehatan, dll) karena ia sibuk dengan misinya mencari solusi yang hakikatnya merupakan taufiq dari Allah, sehingga akhirnya ia akan sadar bahwa banyak nikmat yang telah ia lalaikan ketika nikmat itu satu persatu Allah cabut darinya.

Maka jangan lupakan doa. Solusi pertama yang membuka pintu2 solusi yang lainnya. Karena Allah telah janjikan pengabulan dengan berbagai rupa. Ingatlah bahwa selama ini pun ujian dan kesenangan datang silih berganti. Dan Allah lah yang kuasa dibalik pergantian tersebut. Kemudian bersabarlah dan jangan mengeluh. Dan jangan lalai dari bersyukur, karena setiap nikmat memiliki hak untuk disyukuri.

 لان شكرتم لازيدنكم ولان كفرتم ان عذابي لشديد
"Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih".
(Qs. Ibrahim : 7)

Teringat pelajaran yang disampaikan ust. Aris Munandar malam ramadhan silam, bahwa 'tambahan' dari Allah bisa jadi  dengan menambah nikmat tersebut secara fisik atau memberi keberkahan pada nikmat yang sudah ada tersebut.
(Barokah yakni banyaknya dan tetapnya kebaikan)
Begitu pula sebaliknya, 'adzab' dari Allah bisa jadi dengan menghilangkan fisik dari suatu nikmat atau dengan mencabut keberkahan dari nikmat tersebut sehingga bukan kebaikan yang seseorang dapat dengan nikmat yang dimilikinya(misalnya kesehatan), namun justru 'kecelakaan' seperti ia gunakan nikmat sehatnya untuk merampok sehingga merugikan dirinya dan bahkan orang lain. Atau untuk seharian tidur tiduran saja (lebih2 dari org yg sakit) sehingga ia tak mendapat keuntungan apa apa dengan sehatnya.

Maka sediakan ruang untuk bersyukur atas segala nikmat yang Allah beri. Dan dengan syukur tersebut insyaaAllah kita akan ingat bahwa Allah masih punya banyak nikmat yang lain untuk masalah yang sedang kita hadapi, dan mencegah agar nikmat tersebut tidak berubah menjadi istidraj(petaka yang muakhkhor) bagi kita.

Kemudian jangan lupa untuk selalu berdoa kepada sang pemberi solusi sembari kita memenuhi sebab sebab yang syar'i dalam menyelesaikan rangkaian ujian dan cobaan yang mengisi hari hari di kehidupan kita.. Dan bersabarlah di atas rasa syukur tersebut, tidak tergesa gesa dalam berdoa, dan bersabar hingga pertolongan Allah datang kepada kita..

Sabar, syukur, doa, dan berusaha!

Comments

Popular posts from this blog

Perbedaan Penulisan pada Mushaf Kemenag dengan Mushaf Rasm Utsmani cetakan Madinah

Tips Membuat CV Ta’aruf, Bonus Format Instan

Mad Badal - Meringankan Syiddah

Komik berfaidah #4

الدعاء سلاح المؤمن

لا تغضب hold your anger

Hadits - hadits tentang dunia