Pengantar

MENGENAL QIRAAH, RIWAYAH, DAN THARIQAH - MENGENAL QIRAAH, RIWAYAH, DAN THARIQAH

QIRAAH

Digunakan untuk menerangkan suatu jenis bacaan yang dinisbatkan kepada salah satu imam Qiraah yang tujuh atau yang sepuluh.

Imam Qiraah yang 7 adalah: Nafi', Ibnu Katsir, Abu Amr, Ibnu Amir, Ashim, Hamzah, dan Al-Kisai.

Imam Qiraah yang 3 sebagai pelengkap Qiraah 10 adalah: Abu Ja'far Al-Madani, Ya'qub Al-Hadhrami, dan Khalaf Al-Baghdadi.

Perlu diketahui bahwa mereka bukanlah membuat tatacara baru dalam membaca Al-Quran melainkan hanya menyampaikan apa yang diambil dari generasi sebelumnya sampai bersambung hingga Rasulullaah shallallaahu 'alaihi wa sallam.

Contoh perbedaan qiraat pada lafazh “mâliki yaumiddîn” pada Surat Al-Fâtihah. `Ashim (bersama Al-Kisâ’i) meng-itsbât-kan “alif” pada lafazh “mâliki” sehingga mim dibaca panjang (mad). Adapun imam lain (Nâfi`, Ibnu Katsîr, Abu `Amr, Ibnu `Amîr, dan Hamzah) membuang/tidak memakai “alif” (hadzfu alif) setelah huruf “mim” sehingga dibaca “maliki” pendek/tanpa mad (sama seperti lafazh “malikin-nâs” pada Surat An-Nâs).

RIWAYAH

Digunakan untuk menerangkan penisbatan ulama yang meriwayatkan Qiraah yang diambil dari salah satu imam yang tujuh atau sepuluh.

Setiap satu Qiraah memiliki 2 periwayat yang meriwayatkan bacaan darinya.

Perawi Imam Nafi adalah: Qalun dan Warsy
Perawi Imam Ibnu Katsir: Al-Bizzi dan Qunbul
Perawi Imam Abu Amr: Ad-Duuri dan As-Suusi
Perawi Imam Ibnu Amir: Hisyam dan Ibnu Dzakwan
Perawi Imam Ashim: Hafsh dan Syu'bah
Perawi Imam Hamzah: Khalaf dan Khallad
Perawi Imam Al-Kisai: Abu Harits dan Ad-Duuri Kisai
Perawi Imam Abu Ja'far: Ibnu Wardan dan Ibnu Jimas
Perawi Imam Ya'qub: Ruwais dan Rauh
Perawi Imam Khalaf : Ishaq dan Idris

PERBEDAAN RIWAYAT (Misal pada Qiraah 'Ashim)

Antara bacaan Syu`bah dengan Hafsh ada persamaan dan adapula perbedaan. Menurut atsar, imam `Ashim menerima bacaan (talaqqi) diantaranya dari Abu `Abdurrahman As-Sulami dan dari Zar bin Hubaisy. Abu `Abdurrahman As-Sulami membaca dari `Ali bin Abi Thalib; Zar bin Hubaisy membaca dari `Abdullah bin Mas`ud. `Ali dan Ibnu Mas`ud menerima dari Rasulullah. Imam `Ashim mengajarkan bacaan dari jalur Abu `Abdurrahman (dari `Ali dari Nabi) kepada imam Hafsh. Sedangkan imam Syu`bah diajarkan bacaan dari jalur Zar bin Hubaisy (dari Ibnu Mas`ud dari Nabi).

Jika kita membaca yang mana imam Syu`bah dan imam Hafsh sepakat (tidak terjadi perbedaan), misalnya Surat Al-Fatihah, maka kita dapat mengklaim bacaan kita sebagai “qira’ât `Ashim”. Tetapi apabila kita membaca yang mana antara Syu`bah dan Hafsh terdapat khilâf, maka bacaan tersebut harus dijuluki sebagai “Riwâyat”. Contoh perbedaan Syu`bah dan Hafsh adalah pada perkara saktah dan tashîl. Hafsh memakai saktah pada empat tempat (Surat Al-Kahfi, Yâsîn, Al-Qiyâmah, dan An-Nâzi`ât) serta tashîl pada Surat Fushshilat ayat 44. Sedang Syu`bah tidak memakai saktah dan tashil. Artinya bila kita sedang membaca dengan madzhab `Ashim kemudian menggunakan saktah dan tashîl maka bacaan kita merupakan “riwayat Hafsh `an `Ashim”. Namun bila kita tidak menggunakan saktah maupun tashil maka bacaan kita adalah “riwayat Syu`bah `an `Ashim”.

THARIQAH:

Istilah ini digunakan untuk menerangkan apa-apa yang dinisbatkan kepada Ulama yang menukil dari para perawi.

Qiraah yang masyhur dan telah terbukti shahih jalur periwayatannya ada sepuluh. Setiap Qiraah memiliki 2 Riwayat, dan setiap Riwayat memiliki kurang lebih 50 Thariqah (Jalur).

Baik “qira’ât”, “riwâyât”, maupun “tharîq” merupakan khilâf wâjib. Artinya perbedaan itu harus kita kenali dan ketahui serta dipraktekkan bagi bacaan yang kita gunakan. Penetapannya bergantung pada apa yang diterima dari talaqqi kepada guru Al-Quran serta validitas sanadnya. Seperti itulah keabsahan bacaan Al-Quran sebagaimana ia diajarkan dengan metoda musyafahah bersambung secara mutawâtir. Dengan demikian tegaslah bahwa bacaan kita adalah bacaan yang benar dan bersumber dari Rasulullah shallallaahu 'alayhi wa sallam.

Yang masyhur pada bacaan kaum muslimin di Indonesia adalah Qiraah Imam 'Ashim riwayat hafs

Whatsapp tajwid

Comments

Popular posts from this blog

Perbedaan Penulisan pada Mushaf Kemenag dengan Mushaf Rasm Utsmani cetakan Madinah

Mad Badal - Meringankan Syiddah

Hanya sebentar saja

Sajak Rindu

Tips Membuat CV Ta’aruf, Bonus Format Instan

Yonika

Tahapan Menuju Pernikahan yang Syar’i untuk para Jomblo