Taman Hikmah Ramadan - Majelis 9




Adab Membaca Al Qur’an

Jika seseorang sangat memperhatikan dirinya dari sisi busana, intonasi, bahkan cara berdiri ketika akan membaca puisi, atau mencari suasana tertentu untuk dapat sekedar membaca buku dengan nyaman, maka lebih lebih lagi manakala dia hendak membaca dan merenungi Al Qur’an, kitab yang paling mulia. Hendaknya setiap orang lebih mempersiapkan dirinya sebelum dan ketika membaca Al Qur’an sebagai bentuk adab dan pemuliaannya terhadap kalamullah yang agung.

Hendaknya ia berbusana yang menutup aurat, mencari tempat dimana Al Qur’an tersebut akan disimak dengan baik, tidak akan diabaikan atau dihinakan, di letakkan di tempat yang tinggi, mengikuti cara cara yang benar ketika membacanya, berusaha memahaminya, dan berkeinginan untuk mengamalkan pesan-pesan di dalamnya.

Namun perlu dibedakan antara membaca Quran dalam rangka tilawah, dengan membacanya untuk sekedar mengutip ketika ceramah atau sedang mengajar. Adab yang dimaksudkan dalam tulisan ini lebih condong kepada adab yang harus dipersiapkan tatkala ingin tilawah, bukan dalam ceramah. Semisal, adab membaca taawwudz ketika akan memulai bacaan Al Qur’an, maka ini hanya berlaku ketika tilawah, bukan ketika seseorang menyampaikan cerama kemudian ingin berdalil dan mengutip ayat Al Qur’an, ini tidak memerlukan dan tidak pula disyariatkan membaca taawwudz. 




Syahdan, di dalam majelis yang ke sembilan dari kitab majalis syahri ramadan, syaikh Sholih al Fauzan menyebutkan tujuh adab yang harus di persiapkan oleh seseorang yang akan membaca Al Quran. Ketujuh adab tersebut telah dirangkum pada gambar untuk memudahkan mengingatnya, dan berikut penjelasan untuk setiap poinnya.

  1. Membaca taawwudz ketika memulai
Syaithon sangat senang mengganggu seorang hamba tatkala ia akan melakukan suatu ibadah termasuk tilawah Al Qur’an, maka hendaknya kita berlindung kepada Allah dengan membaca “A’uudzubillaahi minasy syaithoonirrajiim” atau boleh juga dengan lafadz “A’uudzubillaahis samii’il ‘aliim minasy syaithoonirrojiim min hamzihi wanaf-khi-hi wanaf-tsih”. Allah juga telah memerintahkan hal tersebut di dalam firmanNya yang artinya,
“Maka jika engkau membaca Al Qur’an, berlindunglah kepada Allah dari gangguan syaithon yang terkutuk” (QS. an Nahl : 98)

  1. Membaca basmalah
Disunnahkan untuk membaca basmalah yakni “bismillaahirrahmaanirrahiiim” di setiap awal surat kecuali surat At Taubah.

  1. Tartil
Banyak tafsir ulama terkait kata tartil yang disebutkan dalam surat al Muzzammil ayat ke-4. Di antara maknanya adalah membaca dengan perlahan sampai seseorang dapat memenuhi hak-hak setiap huruf berupa makhraj atau sifatnya. Kemudian tak lupa ia memperhatikan tempat-tempat waqaf yang tepat sehingga terhindar dari kesalahan makna, seperti dengan berhenti di setiap akhir ayat, atau dengan memperhatikan kepada tanda-tanda waqaf yang terdapat pada mushafnya. Tartil dapat membantu seseorang untuk lebih memahami apa yang dibacanya dibandingkan dengan bacaan yang ngebut. Hal ini hendaknya dilakukan oleh setiap pembaca Al Quran sesuai dengan kemampuan masing-masing.

  1. Memperbagus suara bacaanya
Bacaan Qur’an yang indah dapat membuat betah orang orang yang mendengarnya. Dan ini juga adalah bentuk syiar agama sehingga orang orang menjadi senang menyibukkan diri dengan mendengar Al Qur’an dibandingkan suara-suara lain yang tidak bermanfaat. Akan tetapi hendaknya seseorang berusaha memperbagus sesuai dengan kemampuannya, yakni tidak memaksa sampai-sampai lalai dari hukum tajwid yang lebih utama dan wajib, dikarenakan ia sibuk memperhatikan nada.

  1. Memperhatikan situasi dan lingkungan
Hendaknya seseorang tidak mengganggu orang lain dengan suaranya meski yang diperdengarkan adalah bacaan Al Qur’an yang mulia. Boleh jadi orang di sekitarnya sedang tidur, bekerja dan membutuhkan konsentrasi, atau bahkan sedang sholat. Maka jika mengganggu dengan suara Al Qur’an saja dilarang, bagaimana kalau kita mengganggu orang dengan nada dering hape, musik, atau nyanyian ya??

Nabi kita pernah bersabda kepada para sahabat yang mengeraskan bacaan mereka ketika mereka shalat malam, “Kalian semua itu sedang berbisik kepada Rabb kalian, maka janganlah kalian mengeraskan bacaan sehingga mengganggu yang lain” (HR Ahmad)

  1. Menghindari Lahn atau kesalahan
Hendaklah seseorang menghindari kesalahan manakala sedang membaca Al Quran, seperti dengan mengubah harakat dalam satu kata. Hal itu dapat mengubah i’rab atau kedudukan suatu kata dalam kalimat, sehingga makna Al Quran pun menjadi rusak.

  1. Tadabbur
Maka ini termasuk adab yang paling agung. Karena tadabbur akan mengantarkan seseorang kepada pemahaman. Dan dengan memahami Al Quran dan keutamaannya, diharapkan seseorang akan lebih mudah dan senang untuk mengamalkan isinya.

Demikianlah ketujuh adab yang disampaikan oleh syaikh dalam majelis ke-9. Mudah-mudahan kita diberi taufiq oleh Allah untuk mencermati dan mempraktekkan apa yang telah kita pelajari dari tulisan ini. Wa shallallaahu wasallamu ‘alaa nabiyyinaa muhammad

Comments

Popular posts from this blog

Tips Membuat CV Ta’aruf, Bonus Format Instan

Perbedaan Penulisan pada Mushaf Kemenag dengan Mushaf Rasm Utsmani cetakan Madinah

Mad Badal - Meringankan Syiddah

Komik berfaidah #4

Jangan Nunggu Sempurna

Apa itu Tauqifiyah?

5 Video Podcast Paling Menginspirasi