Yes Problemo



Di era gadget seperti sekarang, mendapatkan informasi itu terlalu mudah. Saking mudahnya, kita mulai lupa caranya menghafal. Buat apa dihafal? Kalo lupa tinggal sercing aja. Kalo takut lupa tinggal difoto atau dicatat di notes hape. Pas butuh tinggal buka hapenya, jadi ga perlu nambah pikiran dengan ingatan yang tidak perlu. Begitu pikir kita.

Atau begitu tidak berpikir kita.

Karena bencana berikutnya, kita pun mulai lupa caranya berpikir. Coba kita ingat, kapan terakhir kali kita menghitung perkalian dan pengurangan tanpa menggunakan kalkulator? Bahkan kita membuat keputusan dan kesimpulan secepat kita menekan tombol “home” tatkala ingin keluar dari aplikasi di hape kita. Bisa bayangkan sebetapa kakunya otak manusia di zaman sekarang bila dibandingkan dengan otak manusia di era richard feynman? 

Yang menjadikan situasi semakin celaka adalah pola kita dalam mengakses informasi. Kita mulai meninggalkan media cetak dan beralih ke media elektronik. Baca quran di hape, baca berita di website, baca buku pake ebook, dst, untuk yang masih mau membaca. Sebagian orang lainnya lebih gemar melihat gambar atau ilustrasi, mendengar berita yang dibacakan, menonton video atau film, dsb. Kedua kelompok di atas sama sama menunjukkan keterikatan mereka pada gawai atau gadget.

Memang apa masalahnya? Yang penting kan dapet informasi! Yang penting ilmunya sampai!

Yes problemo!

Kesulitan dalam menghafal, lebih - lebih susah dan malas berpikir, adalah di antara gejala menurunnya kemampuan seseorang dalam berkonsentrasi. Keduanya ditengarai oleh distraksi yang kerap kita temukan manakala kita “beraktivitas” -yang membutuhkan perhatian dan fokus- menggunakan gawai.  Contohnya, membaca ebook. Bagaimana itu terjadi?

Dr. Cal Newport menjelaskan sekilas mengenai “fokus” dalam bukunya yang berjudul Deep Work. Bayangkan kita membaca buku melaui gadget kita, sementara notifikasi pesan dan aplikasi bermunculan di layar dan memotong kegiatan membaca tersebut. Ketika otak kita sedang asyik atau berusaha memahami sebuah pengetahuan baru, saat itu terdapat sel otak yang sedang membentuk jaringan. Jika proses tersebut terdistraksi -meski hanya sesekali- maka jaringan akan gagal terbentuk dan hal itu akan mengurangi kapasitas otak seseorang untuk fokus di lain waktu. Dan mengembalikan kemampuan tersebut akan membutuhkan usaha yang lebih keras dibandingkan proses penalaran seseorang disaat sebelum kemampuannya menurun.

Ibarat seseorang yang jarang berolahraga, kemudian dia melakukan banyak latihan sehingga tubuhnya menjadi lentur. Ketika dia meninggalkan latihannya untuk waktu yang lama maka tubuhnya sudah kembali kaku, dan dia akan membutuhkan latihan yang lebih banyak lagi sampai tubuhnya lentur kembali.

Jadi, tidak salah jika kita menyukai berbagai media dalam rangka mengumpulkan ilmu dan pengetahuan. Tapi usahakan untuk tetap sering membaca Al Quran dan buku yang dicetak sebagai media utama.

Comments

Popular posts from this blog

Tips Membuat CV Ta’aruf, Bonus Format Instan

Perbedaan Penulisan pada Mushaf Kemenag dengan Mushaf Rasm Utsmani cetakan Madinah

Komik berfaidah #4

Mad Badal - Meringankan Syiddah

Jangan Nunggu Sempurna

Apa itu Tauqifiyah?

5 Video Podcast Paling Menginspirasi