Khotbah yang menggugah

Dari semua lecture science yang pernah saya dengar.. Ada satu khotbah yang menurut saya sangat menggugah.. Judulnya sebagaimana yang tertulis di gambar, dan disampaikan oleh Richard P Feynman pada 29 Desember 1959. Teman teman bisa baca transkripnya di link berikut:

http://www.zyvex.com/nanotech/feynman.html

Plenty of room at the bottom itu salah satu poinnya adalah membicarakan tentang miniaturisasi komputer yang didemonstrasikan dengan penulisan 24 volume buku ensiklopedi brittanica pada kepala jarum. Bayangkan, bahkan kuman harus sempit2an untuk tinggal di kepala jarum. 24 volume buku? Bagaimana mungkin?  Di tahun 1959, bahkan floppy disk (disket) pun belum ditemukan, ada seorang manusia yang sudah menggagas mimpi yang lebih visioner ketimbang disket...

Pastinya terdengar absurd jika kita yang jadi audiensnya saat itu. Tapi voilaa tahun 1969 mulai dikenalkan floppy disk 80 KB.. Hingga.. siapa sangka, satu perpustakaan kini benar2 berada di genggaman kita (cuma seukuran flashdisk/micro SD)! Itu ga cuma muat 24 volume ensiklopedi brittanica, bahkan bisa ribuan kali lipatnya! Beyond feyman's prophecy.

Konon, feynman terinspirasi dengan DNA manusia yang superdupercuperbuper keciiiil tapi memuat begitu buaaaanyaaaak informasi, dari warna mata kita, jenis rambut, warna kulit, dsb yang pada akhirnya jadilah "kita" yang berbeda beda dan tidak ada yang identik meski kembar sekalipun.
Ga cuma disitu kerennya.. Karena ada begitu banyak keuntungan dari usaha miniaturisasi!

Kata feynman:
"What would our librarian at Caltech say, as she runs all over from one building to another, if I tell her that, ten years from now, all of the information that she is struggling to keep track of – 120,000 volumes, stacked from the floor to the ceiling, drawers full of cards, storage rooms full of the older books – can be kept on just one library card! When the University of Brazil, for example, finds that their library is burned, we can send them a copy of every book in our library by striking off a copy from the master plate in a few hours and mailing it in an envelope no bigger or heavier than any other ordinary air mail letter.

Now, the name of this talk is "There is Plenty of Room at the Bottom" – not just "There is Room at the Bottom." What I have demonstrated is that there is room – that you can decrease the size of things in a practical way. I now want to show that there is plenty of room. I will not now discuss how we are going to do it, but only what is possible in principle – in other words, what is possible according to the laws of physics."

Dari bait bait menggugah feynman kita bisa mengerti beberapa hal bahwa miniaturisasi mencegah manusia dari krisis space/ruang.. Dan sedikitnya "ruang" yang dibutuhkan/digunakan akan menguntungkan dari banyak sisi.. Sebagai gambaran.. Untuk apa membangun gedung perpustakaan yang super megah kalau jutaan buku bisa tersimpan rapi dan mudah diakses bahkan diolah hanya dengan sebuah komputer? Ga butuh beli tanah super luas, urus IMB, tenaga banyak manusia untuk membangun gedung, merawat, dst. Yang maknanya...  otomatis kita hanya mengonsumsi sedikit material dan energi!

Selain itu miniaturisasi memungkinkan kita untuk membuat "Smaller building blocks", yakni komponen pembangun yang lebih kecil (terj bebasnya).. Yang dengan komponen tersebut dapat diciptakan sistem2 dan teknologi2 yang luar biasa.. Contoh Layar nano cell yang booming dengan komoditas larisnya yakni TV/monitor 4K... Gambar yang dihasilkan halus banget, sangat detail lengkap dengan warna yang kaya! Bandingin aja sama nintendo kita jaman SD dulu waktu kita maen super mario bros.. Betapa kaku dan kamseupaynya mario dan luigi di layar kaca!

Tapi perjalanan yang dilalui para saintis dan insinyur tidaklah sederhana.. Mereka berpeluh untuk belajar dan meriset bertahun2.. Mengeluarkan biaya dan tenaga banyak serta meneguhkan hati untuk kegagalan2 dalam pengembangannya.


Tak heran kita begitu berterimakasih kepada mereka yang menjadi peletak batu pertama, rela dicemooh dan mau mengambil resiko karena menyuarakan dan mempertahankan ide2 yang terdengar mustahil di zaman mereka. Bumi ini terasa begitu luas untuk kita dengan segala kemudahan dan gemerlap yang diakibatkan perkembangan ilmu pengetahuan melalui tangan2 dan pikiran para pakarnya. Lantas, kita beri nama jalan dengan nama nama mereka. Kita pajang, kita sebut sebut nama mereka di berbagai kesempatan, kita beri nama anak cucu kita dengan nama mereka. 


Kalau terhadap dunia yang sementara saja sebegitu besarnya penghargaan kita.. Maka lebih2 lagi terhadap akhirat yang abadi perhitungan masanya. 


Berterimakasihlah kepada para jenius, para shalihin dan shalihat di masa lampau yang membuka jalan selebar lebarnya bagi penerus dan pengikut mereka dalam meraih surga.. Para ulama yang mengusahakan ilmu yang bermanfaat, menjaga keshalihan dan torehan keteladanan, juga menebas belukar duri syubhat dan membersihkan jalan keselamatan bagi generasi di belakang mereka.. 


Bayangkan.. Sebelum mesin cetak ditemukan di abad ke 15 masehi.. Para ulama hanya bisa menghafal, mengulang, menulis dan menyalin jutaan hadits dengan tangan mereka sendiri, dengan ribuan liter tinta, dan memakan waktu bahkan sepanjang usia mereka! Sebelum ada whatsapp dan Messenger, transportasi canggih, dan lainnya.. Mereka berjalan kaki, berdarah2, kehabisan bekal, menukar harta benda menjadi modal bersafar, pindah dari satu negri ke negri lainnya hanya untuk mencari sebuah hadits, mencari sanad aula, meminta sebait fatwa, seperti 'apakah hukum riba fadhl', 'apakah yang menyebabkan batalnya shalat', 'apa yang mengahalngi terkabulnya doa', dsb... Mereka menelusuri sanadnya, meneliti rawi2nya, dan meriwayatkannya untuk kebaikan besar bagi anak cucu mereka. 

Kita? Tidak ada tuntutan untuk menjadi golongan yang pertama.. Tak pula yang kedua. Kita ga diminta mendesain, menghitung, dan meriset untuk membuat device dan gadget kita sendiri untuk bersosial media atau menuntut ilmu.. Kita ga diminta berjalan kaki melancong ke berbagai negeri sampai harus meminum air kencing sendiri hanya untuk mencari sebait hadits nabi. Kita ga merasakan jatuh bangun dari 2 jenis kepayahan di atas.. Tinggal buka gadget kita sudah bisa jadi ahli hadits, mana yg dhaif mana yang hasan, informasi sudah tersedia. Mencari fatwa? Cukup tanya ustadz lewat WA, sisanya.. Gelombang, satelit, Provider dan paket data akan menyambungkannya untuk kita.  Kita disisakan dengan banyak kemudahan di atas kemudahan.. Bumi terbentang luas bagi kita secara hakiki maupun maknawi. 

There's a plenty of room at this bottom.. 

Habis ini kita bisa berbuat apa?
Tinggal menikmati hasil dan berbagai kemudahan saja jasad kita seakan lumpuh. Disiapkan untuk pintar dan diminta belajar sedikit aja ngeluh. Jaman kita adalah jaman sisa... Amalan2 sepektakuler sudah ada pionirnya... Lantas.. Bersemangatlah dengan yang sedikit ini, bersabarlah dengan yang serba mudah ini.

Allahumma yassir wa a'in


Popular posts from this blog

Tips Membuat CV Ta’aruf, Bonus Format Instan

Perbedaan Penulisan pada Mushaf Kemenag dengan Mushaf Rasm Utsmani cetakan Madinah

Mad Badal - Meringankan Syiddah

Komik berfaidah #4

Jangan Nunggu Sempurna

Apa itu Tauqifiyah?

5 Video Podcast Paling Menginspirasi