Komik berfaidah #10

[Kulino]

Dalam dunia persambalan berlaku prinsip Hedonic treadmill dimana bagi seseorang yang terbiasa dengan geprek cabe 10, mengonsumsi geprek dengan cabe 3 hanya akan menggelitik papilanya dan tidak meninggalkan kesan apa apa. Justru ia akan tertantang dengan menambah jumlah cabenya dan menaklukan rekornya sendiri.

Tapi bukan itu objektif dari tulisan ini. Bukan pula untuk mengelak dari fakta kata kata saya yang pedes alias suka nyelekit (liat gambar/komik). Dan memang bukan saatnya membela diri. Wqwq. Bait bait di atas hanya ice breaking yang telah merenggut 10 detik anda yang berharga untuk mencernanya, dan ups, tak bisa saya kembalikan. So sad.

So here's the thing.. Beberapa waktu ini kita sering menemukan scshootan status2 galau anak sd atau message mereka dengan teman sekelasnya dengan panggilan papa mama dsb.. Apa perasaanmu waktu bacanya? Jijik kan ya? Tapi kira2 apa sebab fenomena tersebut? Gausah kujawab lah ya, terlalu retoris. Tapi apa perasaanmu kalo di deket kamu ada temen yang lagi chattingan sama pacarnya? Sebagian ada yg biasa aja "kan bukan urusan gue" , atau jangan2 malah ada yang baper? Haha. The problem is, dua fenomena tersebut sama2 terlarang, semestinya kita risih tanpa pilih pilih..

Tapi tanpa kita sadari, kenapa kita lebih risih ketika itu bocah sd yang lakuin adalah karena kita jarang menemukan case nya.. Sedang di kalangan remaja atau mahasiswa, pacaran itu hal yang biasa, mainstream, bahkan teranggap "normal" aja, terlalu mudah menemukan contohnya. Nah itu juga jawaban atas sebab anak sd juga bisa pacaran niruin mas mas mbak mbaknya, ntah dari tipi tipi atau terjadi di rumahnya sendiri. Dan kalau ini terus terjadi.. Tunggu aja masanya ketika kita mulai bertanya sama ponakan kita yg baru naek kelas 4 sd "eh dek, kamu ada naksir siapa di kelas?" atau "kamu udah punya pacar belom?"... Atau jangan2.. Itu udah terjadi? 😱😱😱

Dalam kajian adabut takhotub(adab berbicara) oleh ustadz aris munandar hafizhahullah (tiap jumat bakda magrib @masjidpogungraya), tatkala membahas bab "tidak menjahrkan/mengumum2kan keburukan" beliau menambahkan salah satu kaidah yang menarik

ﻛﺜﺮﺓ ﺍﻟﻤﺴﺎﺱ ﺗﻤﻴﺖ/تزيل ﺍﻻﺣﺴﺎﺱ
“Banyaknya interaksi/paparan akan membunuh sensitivitas”

Padahal Allah berfirman dalam surat An Nisa ayat 148 : لا يحب الله الجهر بالسوء من القول الا من ظلم. Yang artinya, cek qurannya ya, hari gini gapunya apps quran. Minimal sercing lah, buka IG aja bisa kan. Wkwk.

Jadi wajar ketika hal hal diatas bisa terjadi..  Karena semakin banyak seseorang terpapar dengan keburukan, semakin pudar sensitivitas terhadapnya (semakin normal/legal/halal kesannya), semakin besar chance untuk terjatuh pada keburukan tersebut (terinspirasi gitu deh). Ngeri kan?

Di dalam kitabnya, syaikh mushthofa al adawi memberi ilustrasi "jika engkau mendengar suatu kaum bercerita bahwa fulan telah berzina maka pasti kau akan mengutuk dan membenci pezina tadi. Setelah beberapa masa kemudian kau mendengar lagi bahwa fulan yang lain berzina dengan mahramnya (inses), maka remehlah perkara fulan pertama tadi di hadapanmu,dan kebencianmu beralih pada pezina kedua.".

Kemudian syaikh memberikan contoh lainnya "seorang 'alim pernah bercerita bahwa di sebuah kota kecil dimana jarang ditemukan khamr, kemudian penduduknya mendengar bahwa fulan meminum khamr, sudah tentu seisi kota tersebut membenci fulan tadi. Kemudian sang' alim pindah ke kota besar dimana ia mudah bahkan terus menerus mendapati khamr dimana mana, orang2 pun kerap membicarakan ttg khamr, maka mengerdillah kebenciannya kepada peminum khamr. Demikianlah"

Itulah dampak jangka panjang dari perilaku suka menyebarkan berita2 buruk, kejahatan, dan perkara2 maksiat lainnya. Akan tetapi larangan tersebut dikecualikan bagi mereka para korban/yg dizhalimi. Ini juga yang menjadi hikmah mengapa selain mereka itu dilarang untuk menyebarkan berita buruk. Bisa bayangkan ketika pemerkosaan merajalela dan kita terbiasa mendengar beritanya, kemudian suatu saat -wal'iyaadzubillah- teman kita meminta tolong pada kita untuk melaporkan ke polisi karena ia menjadi korban pemerkosaan, tapi kita menyambutnya dengan santai santai saja "iya, besok besok aja ya.. Baru diperkosa ini.. Selo lah..". Ekstrim ya. Maap.

Lantas apa solusinya?  Syaikh mengakhiri pembahasannya dengan membawakan perkataan rasul yang sangat berharga dan semestinya dijadikan kaidah besar dalam kehidupan kita, yakni "فليقل خيرا أو ليصمت" yang artinya "berkatalah yang baik, atau diam".. Dan ini berlaku tak hanya menahan diri dari misuh/mencaci/mencela/menghina dsb.. Tapi juga untuk menahan diri dari menyebarkan berita2 keburukan (oya, sama hoax/fitnah juga jangan disebar ya, meski pembahasannya beda hehe). Jadi saran saya, unfol/block aja tuh DSU yg isinya kode2 maba2 galau kurang kegiatan, gausah folow2 yg gamutu2 dan mencuri waktumu yg berharga, kurang2in nonton berita2 krim malam eh kriminal mksdnya, kalau perlu matiin tv-nya, jual buat beli hishnul muslim/al adzkar/al wabilush shayyib dsb (gilak sok banget ini yg nulis).. Mending baca blog akuh (narsis parah. Gak deng.. Becanda, emg aku kalo guyon suka serius).. Mending tilawah :D dah.. Win win solution kan?

Selesai ngocehnya. Semoga kita2 dimudahkan untuk mengamalkannya.. Mulai sekarang peduli amatlah ya artis mau bunuh diri kek, lepas jilbab kek, berenti ngikutin line today dan semacamnya, tau banyak juga buat apa, yg penting kita keep nyebarin yg baek2 aja, moga moga artis2nya pada baca.. Eh ngoceh lagi. Udah ya. Bye.



.



Popular posts from this blog

Tips Membuat CV Ta’aruf, Bonus Format Instan

Perbedaan Penulisan pada Mushaf Kemenag dengan Mushaf Rasm Utsmani cetakan Madinah

Mad Badal - Meringankan Syiddah

Komik berfaidah #4

الدعاء سلاح المؤمن

Hadits - hadits tentang dunia

Apa itu Tauqifiyah?