Kejujuran, Riwayatmu Kini

Kejujuran, Riwayatmu Kini
***
Bukan satu dua kali, tapi berkali-kali di sindir, dipermalukan atau diejeki pelit karena dianggap 'idealis bukan pada tempatnya' atau tidak menjungjung asas kerjasama dan saling membantu antar teman. Tau kenapa?
Karena tidak berbagi jawaban saat ujian
Karena tidak memantu tetangga yang kesulitan saat pretest
Atau enggan ikut kerjasama demi tercapainya pemerataan dan nilai agar semuanya di atas rata-rata. Biar sama2 seneng lah intinya.
Ya, saat kita mencoba menerapkan kejujuran, maka disitulah kesabaran kita di uji.
Pernah berkali-kali dapat nilai paling kecil sendiri dari 11 anggota.
Malu? sejujurnya iya, tapi tidak lebih menyakitkan dari komentar yg lain..
"Makanya jangan sombong.."
"Tuh kan, gak gede2 juga tuh nilainya.."
"Jadi orang jangan ribet, hal sepele aja dibikin susah.."
Sangat menyakitkan, karena inilah cermin pendidikan kita. Sifat2 itu gak ujug2 muncul saat SMA atau kuliah, melainkan akumulasi ketidaktegasan pentingnya kejujuran sejak kanak2.
Sangat menyakitkan, karena kejujuran menjadi jargaon penghias motto, diakui sebagai pondasi dalam berperilaku, tapi pincang dalam realisasinya.
Di luar sana tidak sedikit kaum2 minoritas (menerapkan kejujuran di lingkungan sekolah) yang harus tertekan oleh masa. Masih segar ingatan ini tentang anak kelas 6 SD yang tidak berkenan menjadi 'penyumbang' jawaban saat ujian nasional untuk teman2nya. Ia di perlakukan tidak adil bahkan oleh guru dan sekoahnya sendiri. Sangat miris, tapi kasus seperti ini banyak.
Pun saat ujian nasional, kunci jawaban berserakan. Malam hari tidak disibukkan dengan belajar, tapi sibuk mencari kunci jawaban atau tips n trik menyontek di kelas. Semua itu terjadi secara masif dan sudah menjadi rahasia umum. Bagaimana keadaan anak2 yg berharap bisa jujur dengan minimnya dukungan? Hanya menangis! Berharap bisa bertahan.
Walaupun begitu, sya sama sekali tidak pesimis, bahkan semakin optimis dengan tersebarnya ilmu syar'i yg termasuk di dalamnya ilmu parenting.
Semoga para calon orangtua dan calon guru utk generasi selanjutnya bisa menekankan pembentukan adab dan akhlaq anak2 didikannya.
Sebenarnya bukan sesuatu yang sulit dan memberatkan, ia menjadi berat di awal karena seakan melawan arus kebiasaan kebanyakan manusia.
Menerapkan kejujuran berarti menjaga hak2 setiap manusia.
Kita bisa terhindar dari hisab antarsesama manusia, tapi kemana akan meminta pertolongan saat hisab Allah telah ditegakkan?

Tulisan titi komalasari

Comments

Popular posts from this blog

Tips Membuat CV Ta’aruf, Bonus Format Instan

Perbedaan Penulisan pada Mushaf Kemenag dengan Mushaf Rasm Utsmani cetakan Madinah

Komik berfaidah #4

Mad Badal - Meringankan Syiddah

Jangan Nunggu Sempurna

Apa itu Tauqifiyah?

5 Video Podcast Paling Menginspirasi