Ikhfa syafawi
Ikhfa syafawi
Secara istilah bermakna : pengucapan huruf mim dengan sifat/kriteria antara izh-har (jelas) dan idgham (lebur) ; tanpa mensyiddahkan/men-tasydid-kan/menekan sifatnya (mim sehingga menyerupai ba), dan tetap menyisakan sifat ghunnah (si mim).
Secara istilah bermakna : pengucapan huruf mim dengan sifat/kriteria antara izh-har (jelas) dan idgham (lebur) ; tanpa mensyiddahkan/men-tasydid-kan/menekan sifatnya (mim sehingga menyerupai ba), dan tetap menyisakan sifat ghunnah (si mim).
.
Makna "antara izh-har dan idgham" adalah, dia mirip izh-har di satu sisi (yaitu independennya makhraj mim dari ba.. Jadi kaya terpisah) tapi ga kaya izh-har disisi yang lain (kalo dia izh har harusnya him rapat bibir kemudian lepas, kemudian rapat lagi lebih syadid/dg syiddah kemudian dilepas untuk mengucapkan huruf bi >> sehingga pada keadaan ini ghunnahnya naqish). Kemudian dia juga mirip idgham di satu sisi yaitu ketika mengucapkan himmmbi tanpa melepas bibir di tengah2.. Ini seakan2 mim itu lebur ke ba.. Tapi ini bukan idgham.. Karena idgham itu terjadi kalo mim ikut syiddah dan hilang ghunnahnya.. Jadinya hibbi
.
Jelasnya lagi dengerin videonya itu hehe (link di bawah)
.
Akan tetapi masyhur beberapa ulama dan qari senior terutama yang dari mesir kaya syaikh hussari, Syaikh al mensyawy, mushthafa isma'il dll, mengucapkannya itu dengan memberikan furjah/celah antara dua bibir.. Dan bacaan seperti ini tersebar luas juga sampai ke indo. Dasarnya qiyas dengan ketika ngucapin ikhfa untuk nun : dia ga dibaca izh-har kaya "en" dan makhrajnya mendekati huruf setelah nun nya itu.. Dan ini bermula dari ijtihad satu orang. Padahal qiroah itu tidak dibangun di atas qiyas akan tetapi diambil dengan talaqqi dan musyafahah. Sehingga bacaan yg demikian gada sanadnya yang bersambung sampai rasul..
.
Dan syaikh ayman menceritakan dari syaikh shalahuddin kabbara kalau beliau mengambil sanad qiroah sab'ah di mesir dan dapat ijazah (dengan pengujian2, dapet syarah dari guru2 beliau maupun dr kitab2 tajwid jaman itu) dengan bacaan ikhfa syafawi tanpa furjah alias rapat bibirnya.. Setelah bertahun tahun kemudian beliau kembali ke mesir dan setoran bacaan lagi, guru beliau nyuruh memberi celah antara 2 bibir.
.
Sehingga kesimpulannya, cara baca seperti ini adalah perkara baru dalam ilmu qiroah. Dan yang benar adalah dengan merapatkan dua bibir plus ghunnah mim yg kamilah. Allahu a'lam
Tambahan : kalo kata ustadzah saya.. Khilaf 2 madzhab ini agak alot.. Tp ini perkara ringan.. Jadi silakan2 aja kalo mau ikut salah satunya (ithbaq mim asal gada kazz/dhoghth/syiddah/tekanan kaya ba, atau kasih furjah).. Intinya gaperlu nyalah2in tetangga (gue suka disalah2in sama orang yg beda madzhab soalnya) .. Nah tulisan diatas bukan nyalah2in tp cuma nranskrip aja wkwkwk. Biar ada insight
https://youtu.be/7WWrVqwT99o
https://youtu.be/yIh4uWqkG6Q
Makna "antara izh-har dan idgham" adalah, dia mirip izh-har di satu sisi (yaitu independennya makhraj mim dari ba.. Jadi kaya terpisah) tapi ga kaya izh-har disisi yang lain (kalo dia izh har harusnya him rapat bibir kemudian lepas, kemudian rapat lagi lebih syadid/dg syiddah kemudian dilepas untuk mengucapkan huruf bi >> sehingga pada keadaan ini ghunnahnya naqish). Kemudian dia juga mirip idgham di satu sisi yaitu ketika mengucapkan himmmbi tanpa melepas bibir di tengah2.. Ini seakan2 mim itu lebur ke ba.. Tapi ini bukan idgham.. Karena idgham itu terjadi kalo mim ikut syiddah dan hilang ghunnahnya.. Jadinya hibbi
.
Jelasnya lagi dengerin videonya itu hehe (link di bawah)
.
Akan tetapi masyhur beberapa ulama dan qari senior terutama yang dari mesir kaya syaikh hussari, Syaikh al mensyawy, mushthafa isma'il dll, mengucapkannya itu dengan memberikan furjah/celah antara dua bibir.. Dan bacaan seperti ini tersebar luas juga sampai ke indo. Dasarnya qiyas dengan ketika ngucapin ikhfa untuk nun : dia ga dibaca izh-har kaya "en" dan makhrajnya mendekati huruf setelah nun nya itu.. Dan ini bermula dari ijtihad satu orang. Padahal qiroah itu tidak dibangun di atas qiyas akan tetapi diambil dengan talaqqi dan musyafahah. Sehingga bacaan yg demikian gada sanadnya yang bersambung sampai rasul..
.
Dan syaikh ayman menceritakan dari syaikh shalahuddin kabbara kalau beliau mengambil sanad qiroah sab'ah di mesir dan dapat ijazah (dengan pengujian2, dapet syarah dari guru2 beliau maupun dr kitab2 tajwid jaman itu) dengan bacaan ikhfa syafawi tanpa furjah alias rapat bibirnya.. Setelah bertahun tahun kemudian beliau kembali ke mesir dan setoran bacaan lagi, guru beliau nyuruh memberi celah antara 2 bibir.
.
Sehingga kesimpulannya, cara baca seperti ini adalah perkara baru dalam ilmu qiroah. Dan yang benar adalah dengan merapatkan dua bibir plus ghunnah mim yg kamilah. Allahu a'lam
Tambahan : kalo kata ustadzah saya.. Khilaf 2 madzhab ini agak alot.. Tp ini perkara ringan.. Jadi silakan2 aja kalo mau ikut salah satunya (ithbaq mim asal gada kazz/dhoghth/syiddah/tekanan kaya ba, atau kasih furjah).. Intinya gaperlu nyalah2in tetangga (gue suka disalah2in sama orang yg beda madzhab soalnya) .. Nah tulisan diatas bukan nyalah2in tp cuma nranskrip aja wkwkwk. Biar ada insight
https://youtu.be/7WWrVqwT99o
https://youtu.be/yIh4uWqkG6Q
Comments
Post a Comment