Risywah bukan?
Q&A seputar hadiah untuk Dosen suatu instansi/kampus
Saya: Ustadz saya membaca 2 artikel ini, apa hukumnya jika seorang murid memberikan hadiah kepada guru setelah penilaian,(tidak ada tendensi menyuap, hanya bentuk terimakasih dan kecintaan trhdp guru tsb) padahal guru mendapat gaji dr instansi/tempat mengajarnya, namun pihak instansi/dekan/dsb mengizinkan penerimaan hadiah tersebut?
Apa tetap haram diterima?
Jazaakumullaahu khoiroo
http://muslim.or.id/23736-bolehkah-dosen-menerima-hadiah-dari-mahasiswa-1.html
http://muslim.or.id/23740-bolehkah-dosen-menerima-hadiah-dari-mahasiswa-2.html
Ust. Yulian Purnama: Kaidah fiqhiyyah mengatakan:
الحكم يدور مع علته
"Hukum itu berputar pada illah-nya"
Illah pelarangan tsb adalah dikhwatirkan menjadi risywah yg membuat sang dosen/pengajar memberikan keputusan yg tidak objektif pada anda.
Maka selama anda blm lulus tidak blh memberikan hadiah. Karena illah nya tetap ada. Wallahu a'lam.
Ade: Ustadz, kebiasaan mahasiswa di fakultas ana saat sidang memberikan snack ke setiap dosen, semua mahasiswa melakukannya, dan untuk sidang skripsi pihak akademik tdk membiayai snack, jadi dari mahasiswa.. Jika tdk memberi, ada rasa 'tdk enakan' dg dosen.. Bagaimana sebaiknya ustadz?
Ust. Yulian Purnama: Wallahu ta'ala a'lam. Yang lebih wara dan hati-hati adalah tidak perlu memberi. Didasari rasa takut kita kpd Allah thd perbuatan risywah. Diantara solusi utk masalah ini jika kita benar2 ingin memberi hadiah maka kirimlah hadiah tnp diketahui bahwa anda pengirimnya. Wallahu a'lam.
_________________________________
Galauku.. gesekan/konflik biasa terjadi ketika tradisi, perasaan, atau akal kita menyelisi syariat yang ada. dan rhetorically, secara fitrah kita tau mana yang harus didahulukan.
kalaulah beragama itu semata mata dengan perasaan, tentulah nabi ibrahim adalah yang lebih berhak untuk ingkar dan enggan menyembelih buah hatinya.
kalaulah agama itu semata2 dengan akal, tentunya lubang kentut lebih berhak untuk dibasuh dibandingkan anggota wudhu lainnya.
disitu ujiannya.. hingga pada akhirnya kita memahami bahwa esensi dari agama ini adalah dalil/wahyu.. sedang akal dan perasaan hanyalah di antara nikmat yang Allah augerahkan pada manusia, sebagai instrumen untuk menerima, tunduk, dan menggali hikmah pada setiap perintah dan laranganNya.
ﻓَﺈِﻧَّﻤَﺎ ﺃَﻫْﻠَﻚَ ﺍﻟَّﺬِﻳْﻦَ ﻣَﻦْ ﻗَﺒْﻠَﻜُﻢْ ﻛَﺜْﺮَﺓُ ﻣَﺴَﺎﺋِﻠِﻬِﻢْ ﻭَﺍﺧْﺘِﻼَﻓُﻬُﻢْ ﻋَﻠَﻰ ﺃَﻧْﺒِﻴَﺎﺋِﻬِﻢْ . [ ﺭﻭﺍﻩ ﺍﻟﺒﺨﺎﺭﻱ ﻭﻣﺴﻠﻢ ]
Comments
Post a Comment