Dua sisi

Mama : burulah kamu tu, keburu tua ntar
Gue : masih 21 ini ma (menghibur diri, padahal ya emg belum jodohnya)
mama : januari umurmu udah 22
Gue : mana tau mati duluan kan ma
Mama : makanya sebelum mati itu..
Papa : uda uda, jangan ngomel terus (cara klasik papa meng-cut perbincangan bertema nikah)
Mama : tu lampu kamar matiin mas
Papa : tu kan sekarang lampu yg diomelin..
Mama : (ngguyu)
Gue : (pura2 cuci tangan sambil ngekek) (cari cari penenang di awang awang)

Keinget kata2 imam Malik dalam suratnya untuk abdullah al umari seorang ahli ibadah yang mengajaknya untuk beruzlah (mengasingkan diri untuk ibadah)
"sesungguhnya Allah membagi kecenderungan seseorang terhadap amalan sebagaimana Allah membagi kecenderungan seseorang terhadap penghidupan (ada yang enjoy jd dokter, ada yang insinyur, guru, dsb). Maka terkadang Allah mudahkan bagi seseorang untuk shalat2 sunnah tapi sulit baginya untuk puasa sunnah. Sebagian yg lain Allah mudahkan baginya bershadaqah tapi sulit pula untuk puasa sunnah.. Dan beberapa yg lain Allah mudahkan baginya dalam berjihad. Maka menyebarkan ilmu adalah satu diantara amal2 kebaikan yang utama, dan aku ridho(bahagia) dengan apa yang Allah tetapkan bagiku (mengajarkan ilmu), dan kurasa keadaanku saat ini tidak lebih buruk dari pada keadaanmu, dan aku berharap semoga kita berdua berada di atas jalan kebaikan"

[aina nahnu min akhlaqis salaf]

Ya poinnya jangan sandarkan kebahagiaan  (mawaddah warahmah) kita atau ketenangan hati(sakinah) kita pada orang lain (baca: through marriage) .. Karena kalau itu terjadi maka berkuranglah kenikmatan dalam menuntut ilmu agama (padahal Allah janjikan sakinah bagi mereka yang menghadiri majlis ilmu agama).. Dan akan berpalinglah niat dalam memperbaiki diri dan beramal sholih lainnya karena yang dituju hanya istilah "memantaskan diri"nya saja.. Bukan pahala di sisiNya, bukan rahmat dan kecintaan yang dijanjikanNya bagi mereka yang senantiasa mendekatkan diri pada Allah dengan amalan2 wajib dan sunnah.
Menukil perkataan sahabat saya yg lebih berpengalaman, bagi mereka yg Allah beri dengan waktu lebih lama "sendiri", sibukkanlah hati dan raga dengan mencari dan menyebarkan ilmu. Bukan sibuk berkode ria tebar pesona dengan selfie dan niqobnya di sosial media. 

Sembari menanti fatwa dari langit. Sabar ukhtii..


Comments

Popular posts from this blog

Perbedaan Penulisan pada Mushaf Kemenag dengan Mushaf Rasm Utsmani cetakan Madinah

Tips Membuat CV Ta’aruf, Bonus Format Instan

Mad Badal - Meringankan Syiddah

Komik berfaidah #4

الدعاء سلاح المؤمن

Hadits - hadits tentang dunia

Apa itu Tauqifiyah?