Mesin Waktu

[Menyambung umur dengan tulisan, menegakkan hujjah menggugurkan kewajiban]

Menulis itu bukan soal berkarya agar dikenal. Bukan soal meninggalkan jejak agar dikenang. Bukan soal berbagi agar dipuji. Bukan soal meluapkan emosi agar dimengerti.

Karena Menulis itu menegakkan hujjah.

Jika kau takjub dengan rangkaian kata, maka kukatakan, bahasa hanya instrumen dan kemasannya.
Jika kau salut dengan makna, maka kukatakan, salut atau apresiasi lainnya tidak berarti apa apa.

Karena inti Menulis itu menegakkan hujjah.

Tidak seperti suara, bukan dengan gelombang sebuah tulisan bekerja. Terbatas frekuensi dan amplitudonya.
Tidak seperti pidato, bukan dengan telinga sebuah tulisan menembus ratusan kepala. Terbatas kemampuan dengarnya, atau kecepatan impuls untuk mengolah informasi yang didengarnya.

Maka menulis dapat kau jadikan hujjah.

Kini orang orang dapat membaca teks proklamasi.. Mengenang peristiwa dan tokoh tokoh yang ada dibaliknya. Mengambil hikmah dan teladan darinya, jika ada.

Maka lihatlah Quran yang ada di tanganmu saat ini.. Have you ever wondered how the quran were collected?

Mendulang pelajaran dari kisah zaid bin tsaabit. Sang penulis dan pengumpul wahyu langsung dari lisan rasul yang mulia. Jasadnya terkubur sekarang, namun jerih payahnya di masa abu bakar dan umar dinikmati 1/3 ummat dunia saat ini, dan menjadi timbangan kebaikan baginya di akhirat kelak.

Ternyata, menulis lebih dari sekedar menegakkan hujjah.

ولا تموتن إلا وأنتم كاتبون
Jadilah penulis... 

Popular posts from this blog

Tips Membuat CV Ta’aruf, Bonus Format Instan

Perbedaan Penulisan pada Mushaf Kemenag dengan Mushaf Rasm Utsmani cetakan Madinah

Komik berfaidah #4

Mad Badal - Meringankan Syiddah

الدعاء سلاح المؤمن

Hadits - hadits tentang dunia

Apa itu Tauqifiyah?