Komik berfaidah #6

Masih ada waktu

Apa yang kau dengar dari frasa di atas? Sebagian orang menggunakannya untuk menunda pekerjaan mereka.

Ada banyak alasan dan elaborasi untuk menunda
- capek, istirahat bentar (padahal baru kerja 10 menit)
- deadlinenya masih lama (padahal pe ernya ga cuma satu)
- bentar, film bagus, mumpung ini, jarang2 ultraman sama iron man maen fast and furious

Tapi sejatinya bukan itu

We procrastinate because we think we have time. Manusia tertipu dengan jam tangan, terlalaikan dengan panjang angan, teralihkan dari hakikat zaman. Kita senantiasa bermuamalah dengan waktu tapi tak menyadari esensi waktu. 

Waktu berlari tanpa menanti, waktu berlalu dan tak pernah menunggu. Setiap waktu itu berbeda. Detik bergulir, berganti dengan detik yang baru. 1 jam kedepan dan satu jam berikutnya tiada sama. Masing2 memiliki muatan tersendiri. Dan setiap yang bernyawa kan dimintai pertanggungjawabannya. Bagaimana ia mengisinya.

Masih ada waktu

Menunda saat ini berarti menumpuk di masa nanti. Apapun yang kau lakukan demi mengundurkan kewajiban pertama, mengurangi jatah penunaian kewajiban yang berikutnya... Semakin kau menunda, semakin kau luput darinya.

Contoh: kau hanya punya 5 jam kedepan untuk memejamkan mata, melepas penat, merehatkan jasad.  Esok paginya, telah menantimu jadwal yang ketat. Kuliah pagi, tugas itu, project ini, bersih bersih kamar juga laundry, trus kuliah lagi. Dan kau ambil 2 dari 5 jam mu yang berharga, setelah kegiatanmu seharian tadi yang meremukkan raga, untuk menonton tv. Kau bangun kesiangan atau kau paksakan bangun pagi, solat subuh terkantuk kantuk, berangkat kuliah dengan wajah yang lelah, tidak konsentrasi, konten kuliah tak dipahami, dst dst.. 

Dan sebagian kewajiban memiliki momentumnya sendiri. Apa yang kau -sengaja- tinggalkan tanpa udzur syar'i tidak akan ada kesempatan lagi untuk mengganti. Sholat ashar misalnya, sekali kau tinggalkan (dengan sengaja), semua amalanmu di masa lampau kau pertaruhkan (hangus tak bersisa). Mengganti di waktu maghrib atau isya seenaknya? Kau kira tengah berurusan dengan siapa?

Jika ada yang bertanya, bukankah semua suka berleha leha? Jika bisa ditunda kenapa harus bersegera? Toh yang penting selesai juga.

Maka silakan ia tunda sesukanya, sampai hanya penyesalan yang tersisa, sementara umurnya berlalu sia sia, dan tinggallah ia dengan catatan amalannya, dipenuhi dengan "berleha leha".

ﻭﻋﻦ ﺍﺑﻦ ﻋﻤﺮ – ﺭﺿﻲ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻨﻬﻤﺎ - ﻗﺎﻝ : ﺃﺧﺬ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭ ﺳﻠﻢ ﺑﻤﻨﻜﺒﻲ ﻓﻘﺎﻝ : ﻛﻦ ﻓﻲ ﺍﻟﺪﻧﻴﺎ ﻛﺄﻧﻚ ﻏﺮﻳﺐ، ﺃﻭ ﻋﺎﺑﺮ ﺳﺒﻴﻞ ﻭﻛﺎﻥ ﺍﺑﻦ ﻋﻤﺮ – ﺭﺿﻲ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻨﻬﻤﺎ – ﻳﻘﻮﻝ : ﺇﺫﺍ ﺃﻣﺴﻴﺖ ﻓﻼ ﺗﻨﺘﻈﺮ ﺍﻟﺼﺒﺎﺡ، ﻭﺇﺫﺍ ﺃﺻﺒﺤﺖ ﻓﻼ ﺗﻨﺘﻈﺮ ﺍﻟﻤﺴﺎﺀ، ﻭﺧﺬ ﻣﻦ ﺻﺤﺘﻚ ﻟﻤﺮﺿﻚ، ﻭﻣﻦ ﺣﻴﺎﺗﻚ ﻟﻤﻮﺗﻚ . ﺭﻭﺍﻩ ﺍﻟﺒﺨﺎﺭﻱ .

Dari Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma beliau berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah memegang kedua pundakku seraya bersabda, “Jadilah engkau di dunia seperti orang asing atau musafir.” Ibnu Umar berkata: “Jika engkau berada di sore hari jangan menunggu datangnya pagi dan jika engkau berada pada waktu pagi hari jangan menunggu datangnya sore. Pergunakanlah masa sehatmu sebelum sakit dan masa hidupmu sebelum mati.” HR. Bukhari

Akurat sekali.
Sebagaimana musafir, kita berjalan menunaikan tujuan, tidak menumpuk perbekalan agar ringan di jalan, mengoptimalkan hari hari penuh perhitungan, beristirahat sebanyak yang diperlukan, menyelesaikan apa yang harus dirampungkan, kemudian segera kembali menuju kampung halaman.

Masih ada waktu

Apa yang kau dengar dari frasa di atas? Sebagian orang benar benar memahaminya. Mereka mengakui kesalahan, menyegerakan taubat dan memperbanyak amalan, memanfaatkan detik detik berharga yang tersisa, dan memperbagus keadaan mereka.
Waktu itu jumud, konstan, tidak mengenal konstriksi, tak pula dilatasi.. Sebagaimana perkataan yang masyhur dari benjamin franklin "you may delay, but time will not".

Masih ada waktu
_______________________________________
Referensi: buku "selagi masih ada waktu"
Tulisan abu faiz abdurrahman, terbitan Afkar


Popular posts from this blog

Tips Membuat CV Ta’aruf, Bonus Format Instan

Perbedaan Penulisan pada Mushaf Kemenag dengan Mushaf Rasm Utsmani cetakan Madinah

Komik berfaidah #4

Mad Badal - Meringankan Syiddah

Apa itu Tauqifiyah?

Jangan Nunggu Sempurna

The True Victory