Hati

ACT El-Gharantaly:
JANGAN ABAIKAN HATIMU

"Jangan sekali-kali mengabaikan hati. Karena hati adalah rumah bagi dua hal paling suci di dunia ini, yaitu iman dan cinta."

(Syaikh Ali Musthafa Thantawi -rahimahullah-)

Catatan:

Sesungguhnya dengan kebersihan hati, orang-orang terdahulu meraih martabat yang tinggi dalam ubudiyah.
Sufyan bin dinar mengatakan: Aku pernah bertanya kepada Abu Bisyr, dimana dia termasuk di antara murid-murid Ali bin Abu Thalib -radhiallahu anhu-
"Beritahukan kepadaku amalan orang-orang sebelum kita." Dia berkata, "Mereka sedikit beramal tetapi mendapatkan pahala yang banyak." Aku bertanya lagi, "Mengapa demikian?" Dia menjawab, "Karena hati-hati mereka yang bersih.”

(Az-Zuhud II/600).

Catatan penting dari Ibnul Qoyyim -rahimahullah-

Dalam Ighatsah Al-Lahfan Imam Ibnul Qayyim -rahimahullah- mengatakan, “Hati ibarat raja bagi anggota tubuh.
Anggota tubuh akan melaksanakan segala perintah hati dan menerima semua arahannya.
Anggota tubuh tidak akan melaksanakan sesuatu kecuali yang berasal dari keinginan hati.
Oleh karena itu, hati merupakan penanggung jawab mutlak terhadap anggota tubuh karena seorang pemimpin akan ditanya tentang yang dipimpinnya.
Jika demikian adanya, maka upaya memberi perhatian yang besar terhadap hal-hal yang menyehatkan dan meluruskan hati merupakan upaya terpenting.
Dan memperhatikan penyakit-penyakit hati serta berusaha untuk mengobatinya merupakan ibadah yang paling besar.”

Ditempat yang lain beliau menjelaskan, "Di dalam hati tersebut terdapat perasaan cinta dan iman kepada Allah, perasaan ikhlas dan tawakkal kepada-Nya. Semua itu merupakan unsur kehidupan bagi hati.
Namun, di dalam hati juga terdapat rasa cinta kepada syahwat, lebih mementingkannya serta memperturutkan segala keinginan.
Di dalam hati juga terdapat sifat hasad, sombong, ujub, dan ambisi untuk menjadi orang yang paling unggul, serta bertindak semena-mena di muka bumi dengan kekuasaan yang dimiliki.
Semua itu merupakan unsur yang akan membuat diri hancur dan binasa.”

“Karena itu, surga tidak bisa dimasuki oleh orang-orang yang berhati kotor, dan tidak pula bisa dimasuki oleh orang yang di hatinya terdapat noda-noda dari kotoran tersebut.
Barangsiapa yang berusaha mensucikan hatinya di dunia, lalu menemui Allah (mati) dalam keadaan bersih dari kotoran-kotoran hati, maka dia akan memasuki surga tanpa penghalang. Adapun orang yang belum membersihkan hatinya selama di dunia, maka jika kotoran hati tersebut dari najis murni -seperti hatinya orang-orang kafir-, maka dia tidak akan bisa masuk surga selama-lamanya.
Dan jika kotoran tersebut sekadar noda-noda yang mengotori hati, maka dia akan memasuki surga setelah disucikan di dalam neraka dari kotoran - kotoran tersebut.”

Allah azza wa jalla berfirman:

قَدْ أَفْلَحَ مَنْ زَكَّاهَا . وَقَدْ خَابَ مَنْ دَسَّاهَا.

"Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu, dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya.

(As Syams : 09 -10)

Semoga Allah mensucikan hati-hati kita dari berbagai macam kotoran. Baik kotoran Syahwat maupun syubhat.

_______________
Madinah 03-05-1437 H
@actelgharantaly

Comments

Popular posts from this blog

Tips Membuat CV Ta’aruf, Bonus Format Instan

Perbedaan Penulisan pada Mushaf Kemenag dengan Mushaf Rasm Utsmani cetakan Madinah

Mad Badal - Meringankan Syiddah

Komik berfaidah #4

Jangan Nunggu Sempurna

Apa itu Tauqifiyah?

5 Video Podcast Paling Menginspirasi