The real battle

Ganti 'menggubah' dengan menghafal quran, maka ceritanya akan jauh berbeda. Sedikit catatan tentang etos, kedisiplinan, cita cita, dan kejujuran.
______________________________________________________________
Selama ini kita ditimang timang dan dininabobokan dengan dongeng bahwa genius itu berasal dari 'gene' (bakat/bawaan lahir).. Jadi tanpa usaha seorang dengan garis keturunan genius akan tetap tumbuh bersinar dengan kecerdasannya. Faktanya? Dibalik genius ada derita, dibalik banyaknya karya ada kisah pilu yang ikut serta.

Bisa jadi kita punya teman yang tampak bolosan/telatan plus tukang tidur di kelas, tampak effortless tapi ipnya menjulang.. Menyaksikan cara belajar kita yang lebih mati matian tapi dengan nilai yang sama kontrasnya dengan teman kita tadi (in a different way) -sepenglihatan kita-. Dengan iba kita menghibur diri 'ah..dia sudah cerdas dari sananya'... 

Oh come on! Tidak ada bayi bisa integral sejak lahir, tidak ada balita yang sudah paham deret fourier. Tidak ada istilah pintar dari sananya alias tanpa banyak usaha.

Teringat dengan kata kata insinyur otomotif charles kettering yang 'tidak bisa diam', "aku tidak pernah mendengar ada yang menemukan sesuatu dengan duduk duduk".. Maksudku penemuan dimulai dengan bergerak, berjalan, meneliti, dan semisalnya.. Minimal ada aktivitas di atas normal di dalam otak dan jantung sebelum sejarah itu ditorehkan. Para genius/ilmuwan/ulama/semisalnya mereka berusaha. Kau kira mozart hanya mengigau ketika menulis raquiemnya? Kau kira apa yang membuat Beethoven sampai membawa centong dari kamar mandi ke ruang kerja kemudian mengguyur tubuhnya di sana, selain karena untuk mencegah inspirasi seharga 'für elise'nya ikut lucut bersama kotoran kotoran di badannya dan air kemudian masuk ke pembuangan? Dan apakah kau mengira vivaldi menulis four seasonsnya dalam waktu singkat, tanpa membuat kesalahan, tanpa ada coretan, tanpa ada revisi?

Bekerja menunggu Inspirasi hanya untuk yang cengeng. Bekerja jika hanya ada Inspirasi memang sangat amatir. Para pemilik cita cita selangit itu.. Mereka berjuang, mereka berdedikasi, mereka berdoa tiada henti, mereka menyeret diri, mereka berkorban, dan mereka tak perlu mempertontonkannya untuk menarik simpati.

Aku tidak sedang memuji para pemusik. Ini justru adalah celaan bagi mereka yang katanya bercita cita tinggi, untuk kedudukan yang mulia dan balasan yang hakiki (ilmu, menjadi pewaris para nabi, pahala melimpah, suatu tempat di surga). Tapi mereka dipecundangi oleh kedisiplinan dan kedewasaan Haydn yang berusaha meraih cita cita dan kebahagiaan yang semu dan akhirnya ia tinggalkan mati.

Lantas, ada pertanyaan yang menggelitik. "Bagaimana dengan imam syafi'i yang hafal quran di usia 6 tahun, yang akan terhafal dengan apa yang -tidak sengaja- terbaca olehnya sehingga ia harus menutup halaman yang lain ketika sedang menghafal halaman yang sedang dibacanya? Isnt that just a gift that not everyone could have it?"

"So tell me, why is he given such? Why him?"

Maka perkataan beliau cukup untuk menjawabnya, ketika al imam mengunjungi gurunya waki' ibnul jarrah dan mengeluhkan hafalannya.

Imam Syafi’i rahimahullah berkata,
ﺷَﻜَﻮْﺕ ﺇﻟَﻰ ﻭَﻛِﻴﻊٍ ﺳُﻮﺀَ ﺣِﻔْﻈِﻲ ﻓَﺄَﺭْﺷَﺪَﻧِﻲ ﺇﻟَﻰ ﺗَﺮْﻙِ ﺍﻟْﻤَﻌَﺎﺻِﻲ ﻭَﺃَﺧْﺒَﺮَﻧِﻲ ﺑِﺄَﻥَّ ﺍﻟْﻌِﻠْﻢَ ﻧُﻮﺭٌ ﻭَﻧُﻮﺭُ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﻟَﺎ ﻳُﻬْﺪَﻯ ﻟِﻌَﺎﺻِﻲ
“ Aku pernah mengadukan kepada Waki’ tentang jeleknya hafalanku. Lalu beliau menunjukiku untuk meninggalkan maksiat. Beliau memberitahukan padaku bahwa ilmu adalah cahaya dan cahaya Allah tidaklah mungkin diberikan pada ahli maksiat. ” (I’anatuth Tholibin, 2: 190).

وأما من خاف مقام ربه ونهى النفس عن الهوى... فإن الجنة هي المأوى

The battle is real, the winning is a choice

Ketika letih dan pedih mulai tak terperi, luruskan kembali niatan, dan ingatlah balasan yang menanti. Kita bukan mozart yang bekerja siang malam hanya untuk kiriman rutin florin (mata uang wina saat itu).. Kita bukan beethoven yang bekerja siang malam hanya untuk beberapa detik tepukan tangan dan selamat dari amukan kritikus atau sekedar kalimat pujian dari para patron..

Kita mencari sesuatu yang lebih tinggi dan mulia. Sesuatu dari sisiNya.

Comments

Popular posts from this blog

Tips Membuat CV Ta’aruf, Bonus Format Instan

Perbedaan Penulisan pada Mushaf Kemenag dengan Mushaf Rasm Utsmani cetakan Madinah

Mad Badal - Meringankan Syiddah

Komik berfaidah #4

الدعاء سلاح المؤمن

Hadits - hadits tentang dunia

Apa itu Tauqifiyah?