Bahagia ada di lisan kita

Salam
Bahagia adalah topik yang bisa dikatakan susah susah gampang. Banyak orang yang masih bingung ketika ditanya tentang arti dari bahagia, termasuk saya sendiri. Beda latar belakang, ras, tempat tinggal, sistem pemerintahan, kondisi finansial, jenjang pendidikan, jenis kelamin, atau variabel lainnya, beda pula pandangan seseorang dalam memaknainya.

Mengartikannya saja sudah jadi kesulitan tersendiri.. Belum mencari sebabnya, dan pernak pernik kebahagiaan lainnya. Like.... tak jarang beberapa orang terjebak dengan kausalitas terbalik.. Seperti; Apakah bersikap positif membuat seseorang lebih bahagia.. Atau orang bahagia cenderung bersikap positif? Nah, ini kesulitan lainnya.. 

Kadang kita merasa bahagia ketika diberi uang banyak oleh orang tua.. Lantas kita menganggap uang adalah sebab kebahagiaan.. Tapi di lain tempat ada orang yang bergelimang uang tapi tak kunjung bahagia.. Susah kan?

Yang mudah itu adalah merasakannya.. Pokoknya bahagia aja! Hehe

Bicara perasaan memang demikian abstraknya.. Sehingga untuk mengungkapkannya manusia harus banyak mengaitkan dengan 'materi' agar mudah di-indera karena parameternya lebih nyata.

Namun, yang terjadi di Islandia berbeda. Di islandia, bahasa merupakan sumber melimpah bagi kebahagiaan. Maksudnya? So, di Islandia, apapun bidangnya, apapun profesinya, warga islandia secara umum begitu menikmati buku, sastra, atau puisi. Terlepas ini merupakan stereotip atau memang fakta, setidaknya membuat saya berpikir bahwa selama ini kita terlalu sering mengaitkan bahagia dengan materi, kepemilikan, atau pencapaian sehingga melupakan kemungkinan hubungan/sebab lainnya yang ternyata bisa sesederhana 'bahasa' atau sebuah kalimat.

Para peneliti di bidang neurosains di universitas wisconsin menemukan bahwa bagian otak yang mengontrol bahasa adalah bagian yang sama dengan yang mengontrol perasaan/kebahagiaan. Kita jadi bertanya2, kalaulah memang ada hubungannya maka seberapa signifikan porsi bahasa menduduki sebab membuncahnya kebahagiaan?

Jelas, beberapa kalimat bisa membuat kita sumringah instantly. 'Uhibbuki fillaah', atau 'jazaakillaahu khoiroo, wa ath'amaki thoiroo, wazawwajaki bukiiroo, wa atamma laki birroo', atau 'baarakallaahu fiik ukhtii'... Seandainya kalimat2 tersebut diucapkan oleh lawan bicara kita dengan tulus plus wajah senyum, meski kita ga tau artinya pun pasti kita yg denger bakal ikutan senyum trus ng-amin-in.. Apalagi doa yang nomer 2 itu.. Yang kedengeran agak panjang.. Ahaha..

Itu baru dari segi konten kalimat..

Yang lebih menakjubkan adalah bagaimana kata kata itu terkadang bisa memiliki momentumnya sendiri, bahkan melebihi makna harfiah yang dimilikinya..

Jika kita hubungkan dengan tuntunan islami, maka teori anyar dalam evolusi tadi, soal hubungan bahasa dan bahagia bisa diterima.

Di antara keindahan dalam islam itu ialah salam. Lihat bagaimana rasulullaah shallallaahu 'alayhi wasallam mengajarkan kita untuk menebarkan salam, ketika berjumpa dan berpisah, bahkan kepada yang tidak dikenal sekalipun.

Dari Abdullah bin Salam, Rasulullah bersabda, “Wahai sekalian manusia, tebarkanlah salam di antara kalian, berilah makan sambunglah tali silaturahmi dan shalatlah ketika manusia tidur malam, niscaya kalian akan masuk surga dengan selamat.” (Shohih. Riwayat Tirmidzi, Ibnu Majah, Ahmad)

Bagaimana tidak sebuah kalimat bisa menjadi sebab kebahagiaan jika yang diucapkan itu adalah untaian doa? Yang ditinjau dari sisi pronunciationnya saja terdengar indah.. Apalagi makna pada ucapan salam yang begitu dalam.. 
Bahkan hanya dengan mengucapkan atau menjawabnya bisa menjadi sebab seseorang mendapatkan pahala terlepas doa tersebut dikabulkan atau tidak nantinya.. Dan jika niat beramal shalih yang kita hadirkan ketika mengucapkan salam tersebut diterima dan diganjar oleh Allah,, ia bisa menjadi salah satu sebab kita memasuki surga Allah dengan selamat.

Apalagi jika kita bayangkan ketika salam2 yang diperuntukkan bagi kita semuanya dikabulkan!

Salam (Sejahtera/damai/selamat/bahagia) + rahmat (diampuni dosa yang lalu, dan dijaga dari berbuat dosa di masa depan) + barokah (kebaikan yang banyak dan tetapnya kebaikan)

Adakah ucapan 'greeting' yang lebih indah dari ini? Maka setelah ini, mari kita semakin menebarkan salam (dengan berihtisab dan sungguh sungguh ketika mengucapkannya), dan menanamkan benih benih kebahagiaan melalui kalimat2 indah yang disunnahkan lainnya.

Seperti sebuah potongan puisi dari Bill Holm
"Karena sekali kau telah memulai sebuah kalimat, seluruh jalan hidupmu terhampar dihadapanmu"

Assalaamu 'alaykum warahmatullaahi wabarakaatuh..

Nb: untuk serba serbi salam yang penuh dengan keindahan tidak dijelaskan karena bukan kesanggupan saya untuk menceritakannya.. Jadi saya benar2 merekomendasikan tulisan2 dibawah ini yang kece badai

https://rumaysho.com/9649-mengucapkan-salam-ketika-berpisah.html
https://sabilulilmi.wordpress.com/2011/01/06/mari-tebarkan-salam/
https://rumaysho.com/182-ucapan-salam-amalan-mulia-yang-ditinggalkan.html

Referensi lain
The geography of bliss -  eric weiner

Popular posts from this blog

Tips Membuat CV Ta’aruf, Bonus Format Instan

Perbedaan Penulisan pada Mushaf Kemenag dengan Mushaf Rasm Utsmani cetakan Madinah

Mad Badal - Meringankan Syiddah

Komik berfaidah #4

Jangan Nunggu Sempurna

Apa itu Tauqifiyah?

5 Video Podcast Paling Menginspirasi