Rumus energi

Segala sesuatu yang terjadi di muka bumi, Allah tetapkan baginya sebab..

Sebagai pengantar, saya baru menyadari akhir akhir ini(2 tahun terakhir).. Saya sangat suka pedas.. Makan tanpa sambal sepertinya ada yang kurang. Apa kesukaan saya ada begitu saja? Tidak.. Kalo diingat2, dulu makan bakso sambal satu sendok kecil aja langsung keringetan. Dan mana ada bayi terlahir lgsg nyemil sambel kan ya. Nah Sekarang.. Geprek ayam cabe 20 baru saya nangis2.. Itu pun masih tetep ngunyah (hehe). Mulanya karena beberapa sahabat yang saya cinta,  suka cabe, penggila pedas.. Ada yang suka sambal, ada yang suka nyemil bon cabe level 30, ada yang makan cabe pake lauk(bukan sebaliknya).. Dan demi bisa nongkrong dengan yang saya cinta lambat laun skill menahan pedas dan ketahanan lambung saya meningkat, makinlah ia resisten dengan cabe..

Dulu saya gasuka sayur.. Liat di meja makan ada sayur saya masih bakal nanya ke mama, 'mah lauknya mana?'.. Astagfirullah.. Rasanya pahit banget.. Kecuali sayur darat khas bangka(ini gurih banget, dari pepaya, jagung, daun katuk, yummy), atau pol polan sayur bayam.. Sawi? Boro boro.. Kangkung aja mikir2 makannya.. Jadi kalo mau yang agak lezat dan agak sayur.. Mama harus bikin sup jagung atau sayur darat baru bisa ketelen hehehe..

Sampai waktu kuliah.. Saya sering main ke wisma qonitah di pogung, kadang seminggu sekali dua kali nginep disana.. Penghuninya semua saya cinta...dan Semuanya pada doyan sayur.. Bahkan sedaging2nya lauk mereka tak lupa beli sayur, ditambah kearifan lokal khas wisma yakni makan bersama, pagi, siang, sore, malem, (tiap ada yg bawa makanan kita ngumpul haha).. Walhasil setelah bbrapa masa, saya makan sayur.. Dan rasa2nya yang mereka beli selalu enak di lidah saya.. Sekarang saya bisa makan semua sayur.. Bahkan salad yang salad banget(gatau salad jenis apa ini).. Bahkan lalapan yang pait pait itu... Bahkan saya jadi suka terong karena candra dan kak lele penggila terong.. Dan tak segan2 menyengaja beli terong geprek..

Cinta saya pada sahabat2 saya Allah jadikan sebab saya mengalahkan ketidaksukaan saya pada sayur dan pedas, dan memberi saya kekuatan untuk melawan ujian pedasnya cabe dan pahitnya sayur..

Mama

Mama pernah cerita, sebelum nikah mama geli banget ngeliat apalagi makan ceker ayam, ga kuat pedes, dan ga doyan plus illfeel sama jeroan ditambah budaya di daerah sumatera terutama bangka, yakni jeroan dan ceker itu adalah termasuk bagian ayam yang terbuang, langka pembeli, kalo ditawar kadang dikasih gratis atau murah.. Setelah nikah sama papa.. Semua mama suka.. 

Cinta mama ke papa menjadi sebab datangnya kekuatan untuk melawan ketidaksukaannya yang banyak dan pake illfeel2 tadi

Saya suka fisika sejak SMP, bermula dari kecintaan saya pada ma'am anik guru fisika super ngedongin dan keren, berlanjut kesabaran pak zamroni hafizhahullaah ketika SMA, ditambah guru2 lain yg saya mengajari saya dengan super logical, ilmiah, dan menyenangkan penjelasannya.. kemudian kepincut sama channelnya derek muller, phd fisika dari australia, Veritasium, atau milik henry, minutephysics... 

Orang2 yang saya sebut seperti menjadi sebab saya kuat melawan sisi keengganan otak saya untuk berpikir keras hanya untuk mendengarkan lecture2 mereka.. At least saya bisa ikut menikmati dan mentertawakan ketika ada yang bikin jokes dengan schrödinger's theory.. Atau ikutan amazed waktu ngeliat aplikasi magnus effect, scale effect, dst...

Saya yang tadinya ga suka baca buku parenting jadi kolektor dan pembaca buku buku parenting karena candra dan kak riski punya banyak buku2 bertema demikian, benci warna pink jadi open mind terhadap semua warna karena liat ka sheren ka lele dan candra doyan pink, dan banyak lagi kecintaan tumbuh dan kebencian memudar bermula dari kecintaan saya pada orang orang di sekitar saya dengan izin Allah..
Setidaknya.. Begitulah dampak cinta bekerja pada saya dengan izin Allah tentunya..

Tapi satu yang saya masih ga habis pikir.. Yang kalo dibuat persamaan, pendekatan2 einstein pun gabisa merumuskannya... Simple sih, tapi bisalah masuk ke world's wondersss.. yang saya dapat lewat kisah seorang sahabat rasulullaah.. Kisahnya bilal bin rabah, mantan budak, muazinnya nabi..

Dalam sejarah, bilal dikenal physically black dan kurus.. Dalam satu adegan film (maaf kalo referensinya film), nyari2 di buku2 sirah (nyarinya kurang greget kayanya) intinya bilal kalah ketika diadu bertarung dengan wahsyi teman sekampung halamannya, sesama orang habasyah.. bilal dikisahkan tidak seperkasa wahsyi..

Tapi kita semua tau kisah beliau yg masyhur, tentang ujian dan cobaan yang menimpa bliau ketika masuk islam.. Bagaimana ia dizhalimi oleh majikan (umayyah bin khalaf) dan pemuka quraisy lainnya agar ia mau mencela nabi.. Dibuka bajunya ketika matahari dengan menterengnya menyinari tanah arab, ditindih dengan batu besar dan disiksa habis habisan... Namun tak satu kata pun keluar dari lisannya untuk mencela nabi atau berkata kufur.. Baginya siksaan tersebut masih ringan.. tubuh kurus dan lemahnya,  (mana ga dikasih minum dan makan, kalo pun dikasih hanya biar bisa hidup untuk disiksa lagi) Kuat tiada gentar meneriakkan ahadun ahad, mengungkapkan dan memamerkan kecintaannya dan kesetiaannya pada Allah, agamanya dan rasulnya. Ia merasa lebih mulia  dan berbangga dibanding yang memakai pakaian utuh, berdiri angkuh, memegang cambuk dan menyiksanya, sehingga mereka kesal melihat keteguhan bilal dan semakin bertambah intensitas penyiksaan bagi bilal..

Darimana semua kekuatan dan nyali itu datangnya yang tadinya melawan wahsyi saja kalah? 

Allah jadikan kecintaan bilal pada Allah menjadi sebab motivasi dan kekuatannya menahan semua siksaan yang diterimanya.. Kecintaan yang tumbuh dengan sebab pengajaran2 yang diterimanya dari Nabi yang mulia, pengajaran tentang pengenalan terhadap Rabb semesta alam, Nama-Nama dan sifat sifatNya yang mulia lagi tiada cela, Surga dan NerakaNya, janji dan ancamanNya, rahmat dan rahimNya yang luas, dan sederet pengetahuan lainnya akan keagungan Allah yang berhasil memupuk kecintaan bilal ke tingkatan cinta yang mampu mengalihkan pandangan, hati, dan pendengarannya dari kepedihan siksaan yang diterimanya.

Maka itulah akhir dari perbincangan saya soal cinta.. Betapa kecintaan itu menjadi salah satu faktor pengali dalam persamaan energi meski einstein tidak pernah menyertakan dalam rumusnya.. Betapa kita bisa melawan kebencian dan kelemahan kita dengan menumbuhkan kecintaan kita atau menghadirkan sebab yang akan memberikan kita motivasi dan kepercayaan diri untuk melawan diri kita sendiri.. Betapa kekuatan dan motivasi itu akan berbanding lurus atau dipengaruhi dengan kekuatan cinta kita. Betapa dampak cinta, baik atau buruknya, itu dipengaruhi oleh siapa objek yang kita cintai. dan betapa cinta itu tumbuh dipengaruhi oleh sebanyak apa pengetahuan kita terhadap kebaikan dan keindahan objek tersebut..

Dengan kata lain.. Secara logika, cinta saya ke teman saya ga sebanding dengan cinta mama ke papa.. Problem/ketidaksukaan saya pada sayur dan ketidaksukaan mama pada ceker, pedas, dan jeroan terukur besaran punya mama.. Dan cinta mama ke papa kuat shingga mampu mengalahkan 'alerginya'.. Yang mana kalo semisal yg mama rasakan ke papa sebatas yang saya rasakan ke teman saya mungkin mama masih belum ketelen sama ntuh jeroan dan ceker..

Dan sesuka2nya saya sama guru2 fisika saya saya lebih suka belajar yang lebih ringan kaya sejarah, atau belajar yang lebih bermanfaat seperti belajar agama dan semisalnya. Karena sudah terang benderang ilmu mana yang lebih mulia dan bermanfaat juga berpahala bagi akhirat saya.. Dengan kata lain.. Cinta saya ke fisika ga sebesar itu kok hehehe... Dan meski cinta saya maksimal pun ke fisika.. Fisika belum tentu membalas dengan cinta sebesar itu pula (dengan kata lain, antara frekuensi belajar saya dan nilainya bisa jadi tidak linier/ gayung bersambut).. Tetep aja richard feynman dan einstein dinobatkan jauh lebih pinter dari pada saya.. Ya ga?

Nah.. Bahas cintanya bilal. Lihat siapa yang dicinta. Allah! Yang ga akan berujung patah hati, gabakal ditolak, pasti dibalas bahkan dengan yang lebih besar oleh Allah kalo kita cintanya jujur/beneran.. yang cintanya akan membuat kita semakin semangat beribadah dan melakukan banyak kebaikan.. Allah Yang maha maha maha.. Pemilik segala kesempurnaan dan kekuatan! Dan lihat betapa besar cintanya bilal! Besar banget! Maka ga heran, siksaan gituan dianggap ecek2 bagi dia.. Bau surga aja udah berlebih kalo ditukar dengan rasa sakitnya... Dan itu bilal yang bisa rasain.. Ini yg mengalahkan logika kita.. Cinta pada Allah mampu 'mengerdilkan' rasa lelah, haus, lapar, bahkan sakit yang hebat!!!

Dengan izin dan taufiq dari Allah tentunya..
Tapi nih..balik lagi Dari mana cinta itu datang?
2 pintunya: 1. Pengetahuan/ilmu tentang objek yang dicinta 2. Taufiq dari Allah yang membuat cinta tersebut bersemi


http://alfawaaid.blogspot.co.id/2015/02/retorika.html

Maka kita sekarang tau mana win win win win love and beloved kita. Kita tau bagaimana menumbuhkan cinta (mencari tau dan berdoa), dan kemana tempat yang win win untuk melabuhkannya.. Sehingga cinta tersebut dampaknya baik maksimal dalam kehidupan kita.. Menjadi sebab energi dan motivasi yang ultrahigh! Yang mengantarkan kita melewati semua fitnah dunia.. Sampai menutup mata.. Sampai ke jannahNya.. Aamiin

Jadi ketika saya mulai lelah atau menyerah.. Saya akan mengingat2 lagi.. Bagaimana sesuatu itu, pada saya bermula.. Dan saya akan coba kerahkan lagi kecintaan yang ternyata sedang memudar.. Dengan doa dan memohon pertolongan pada Allah tentunya.

Semoga kita semua bisa.. Yassarallaahulanaa
Allaahumma innaa nas aluka hubbak(kami memohon cintaMu ya Allah)

Popular posts from this blog

Tips Membuat CV Ta’aruf, Bonus Format Instan

Perbedaan Penulisan pada Mushaf Kemenag dengan Mushaf Rasm Utsmani cetakan Madinah

Komik berfaidah #4

Mad Badal - Meringankan Syiddah

Jangan Nunggu Sempurna

Apa itu Tauqifiyah?

5 Video Podcast Paling Menginspirasi