Titik terbawah

Aqidah seorang muslim. Faith, it raises and falls. الايمان يزيد وينقص. Ya, iman itu naik dan turun.

Ada kalanya ketika seseorang berada di dasar lembah kefuturan, dengan rahmatNya Allah kembali ingatkan dan mengisi hati yang kering kerontang ini dengan cahayaNya lagi. Setelah ia kembali hanyut dalam gelombang fitnah dunia, terbuai dengan kudapan kudapan lezat, rakus dengan keindahan dan kenikmatan di hadapan mata, sehingga lupa dengan rupa kampung halaman yang sedang didesainnya.

Dengan kemurahanNya, Allah putuskan angan - angan yang melalaikan tersebut, Allah hempaskan syahwat tersebut pada momentum yang benar - benar menggoncangkan hati ketika ia berada di titik terbawahnya.. Sang pengembara kembali dan mengingat lagi apa yang kan tersisa bagi dirinya di persinggahan untuk ia bawa pulang?

Maut memanglah tamparan yang ampuh bagi seseorang yang bingung mencari tujuannya.

Membayangkan apa yang kan terjadi, bagaimana rasanya, bilamana keadaannya, akankah pedih? Akankah sesak yang menyiksa? Akankah penat yang menumpahkan keringat? Seperti apa akhir kisahnya? Suatu keniscayaan yang dibalut dengan ketidakpastian.. Membuat hati yang kerdil semakin kerdil, gelisah tanpa jawaban. Aku butuh persiapan! Namun sungguh ia datang tanpa menunggu kesiapan... Celaka diri.

Maka jangan bangun istana terlalu tinggi jika pada akhirnya kau takkan meduduki puncaknya bahkan berakhir di hadapan lahad.. Jangan habiskan umur mengumpulkan emas dan perak jika kau sendiri tak rela dan tak sanggup menghabiskan dan menikmati hasilnya karena bertambahnya harta kerap diikuti dengan bertambahnya bukhl dan syuh الا من رحم الله .. Dan jangan tebarkan cinta pada materi yang tak abadi jika tak ingin rasakan sakit ketika memang saatnya mati.

Saudariku... Cinta itu benar - benar menyibukkan. Maka perhatikanlah kemana kita melabuhkannya.. Jangan habiskan waktu yang sedikit untuk bersinggah atau hanya berlezat-lezat


---------------------------------------------------------------------------------------

Never too late to say so, and never forget to feel so. Uhibbukum fillaah, احبكم في الله. Mom, dad, all families, teachers, and pals

And when the time has to come, i would have confessed it before

Comments

Popular posts from this blog

Tips Membuat CV Ta’aruf, Bonus Format Instan

Perbedaan Penulisan pada Mushaf Kemenag dengan Mushaf Rasm Utsmani cetakan Madinah

Komik berfaidah #4

Mad Badal - Meringankan Syiddah

Jangan Nunggu Sempurna

Apa itu Tauqifiyah?

5 Video Podcast Paling Menginspirasi