Taman Hikmah Ramadan - Majelis 5



Bukti Imanmu

Seseorang tidak dapat kehilangan objek yang dicintainya kecuali demi seseorang atau sesuatu yang dia cintai - melebihi kecintaannya terhadap objek pertama. Sekiranya demikian makna suatu bait syarah bulughul maram yang ditulis oleh Ibnu Utsaimin.

Dan sudah maklum bahwa manusia sejak zaman dahulu kala memiliki keterpautan hati yang spesial dengan harta. Dengan kata lain, sulit bagi kita untuk tidak gembira tatkala jadwal gajian atau momen "rejeki nomplok" itu tiba.

Itu mengapa Sedekah dalam bahasa arab disebut Shadaqah yang penamaannya diambil dari kata Shidqu (Ketulusan). Maknanya adalah, orang yang bersedekah dan ikhlas dalam sedekahnya itu menandakan bahwa imannya tulus. Dia membuktikan bahwa cintanya kepada Allah melebihi cintanya kepada harta. (Fathul Qadir, 2/399)

Dalam Majelis ke 5 kitab Majalis Syahri Ramadhan al Mubarak, syaikh menjelaskan akan keutamaan infaq atau sedekah secara umum, pembagiannya, dan memberikan catatan2 penting terkait sedekah, lengkap dengan dalilnya, yang overviewnya bisa teman2 lihat pada gambar.

Banyak faidah yang berhasil memikat hati saya, namun saya tak dapat menuliskan seluruhnya. Jadi saya tulis semampu saya.

Sepele untuk kamu, spektakuler untuk Allah

Rasulullah bersabda dalam hadits riwayat bukhari : "Takutlah kepada neraka meski hanya dengan (mendermakan) secuil kurma, jika kamu tidak memilikinya, minimal dengan berkata yang baik"

Dari hadits ini kita diajari untuk tidak meremehkan amalan sekecil apapun.

Bayangkanlah sebutir kurma yang tampak sepele, lebih2 lagi secuilnya, ternyata dapat melindungi seseorang dari api neraka yang begitu dahsyat manakala ia disedekahkan. Apalagi jika kita bersedekah dengan yang lebih besar atau lebih banyak!

Di antara sebab yang menjadikan sedekah (meski sedikit) begitu spektakuler di sisi Allah karena jangkauan harta itu begitu luas. Kebaikannya tidak berhenti di satu tempat. Seperti ketika kita bersedekah untuk membangun sekolah, maka dengan sekolah tersebut anak-anak belajar dan memahami agama, kemudian mereka menyebarkan kebaikan yang mereka dapat di sekolah ke penjuru negeri.

Maka jangan tertipu dengan nilai yang tampak. Karena ketika Allah menerima sedekah seorang hamba yang ikhlas, Allah lah yang akan merawat dan mengembangkan nilainya hingga ia terus berlipat ganda sampai sebesar gunung.

"Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui." (QS Al-Baqarah : 261)

Dalam hadits lain yang diriwayatkan Bukhari, Ibnu Majah, dan yang lainnya, Rasulullah bersabda 

"Sedekah kepada orang miskin dihitung satu amalan, dan kepada kerabat dihitung dua yaitu : sedekah dan silah (menyambung kekerabatan)"

Dari hadits di atas kita mengetahui urutan sedekah yang lebih utama.. yakni mendahulukan keluarga dibandingkan orang lain, lebih-lebih lagi jika keluarga atau kerabat tersebut sangat membutuhkan. Dengan demikian kita berharap mendapatkan 2 pahala, yakni pahala sedekah dan juga pahala silaturahim.



Kenapa Enggan Bersedekah?

Kita saksikan begitu banyak orang yang senang mengumpulkan harta. Tapi di sisi lain mereka benci mendermakannya. Padahal hakikat harta tersebut adalah pemberian dari Allah, bukan semata-mata milik mereka. Maka apa yang orang cari dari menumpuk harta? Lelah dan letih saja? Stress menjaganya agar tidak dicuri orang? Sementara dia sadar bahwa ketika dia mati, dia tidak akan membawa sesuatu apapun ke dalam kuburnya selain kafan yang dikenakannya. Lantas apa yang tersisa dari hartanya setelah ia wafat jika dia tidak menginfakkannya di jalan Allah? Justru harta tersebut beralih menjadi milik ahli warisnya dan manfaatnya pun ikut berpindah.

Untuk itu Rasulullah mengajarkan kita cara untuk mengekalkan manfaat suatu harta meski kita telah tiada. Beliau bersabda

"Jika anak adam meninggal, terputuslah seluruh amalannya kecuali 3 : sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, doa anak yg shalih" (HR. Muslim)

"Tangan akan binasa, Sedekah-lah yang abadi"


Bersedekah ≠ Buang sampah

Seperti yang kita tau sebelumnya, manusia begitu mencintai harta. Tak banyak orang yang ringan menginfakkannya begitu saja. Dan di antara bentuk kecintaan lainnya terhadap harta adalah ketika seseorang hanya akan bersedekah dengan sesuatu yang tidak begitu berharga lagi baginya, atau dengan sesuatu yang bahkan tidak disukainya. Misal seorang perempuan yang menyumbangkan baju yang sudah sobek atau lusuh ke orang lain, atau memberi makanan yang tidak disukainya entah karena rasanya, atau keadaannya yang sudah tidak baik. Padahal jika dia sendiri yang diposisikan sebagai penerima tentulah dia sendiri tidak sudi untuk menggunakan pemberian-pemberian tersebut.

Padahal Allah berfirman yang artinya,

"Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan allah) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untuk kamu. Dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu menafkahkan daripadanya, padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan memincingkan mata terhadapnya. Dan ketahuilah, bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji." (QS Al-Baqarah : 267)

Kemudian di surat yang lainnya,

"Tidaklah kalian akan menuai kebaikan sampai kalian berinfaq dengan sesuatu yang kalian sukai" (Ali Imran : 92)

Serta di dalam hadits arba'in yang ke 10 yang ditulis oleh imam An Nawawi, dari Abu Hurairah beliau berkata: Rasulullah shollallaahu ‘alaihi wasallam bersabda: "Wahai sekalian manusia, sesungguhnya Allah adalah baik dan tidaklah menerima kecuali yang baik."

Demikianlah faidah yang dapat kita petik dari majelis ke 5. Hendaknya kita mengamalkan apa yang telah kita ketahui dari penjelasan dan dalil-dalil di atas. Mudah-mudahan dengan mengamalkannya serta ikhlas di dalamnya, kita turut membuktikan keimanan kita kepada Allah. Kita juga berdoa agar Allah senantiasa memberi kita taufiq dan melindungi hati kita dari penyakit yang dapat merusaknya seperti kecintaan terhadap dunia dan takut mati (Al Wahn). Karena tidaklah tegak segala urusan kita kecuali karena pertolongan Allah semata.

Allaahumma innii as-aluka hubbak wahubba liman yuhibbuk wa hubba 'amalin yuqorribunii ilaa hubbik

"Ya Allah aku meminta kepadaMu kecintaan terhadap Engkau, dan kecintaan kepada orang-orang yang mencintaiMu, serta terhadap amalan2 yang mendekatkan diriku kepada cintaMu"

SY

Comments

Popular posts from this blog

Perbedaan Penulisan pada Mushaf Kemenag dengan Mushaf Rasm Utsmani cetakan Madinah

Mad Badal - Meringankan Syiddah

Hanya sebentar saja

Sajak Rindu

Tips Membuat CV Ta’aruf, Bonus Format Instan

Yonika

Tahapan Menuju Pernikahan yang Syar’i untuk para Jomblo