Sampaikan rinduku kepada Ramadhan



Dua purnama berlalu tanpa kesan yang berarti, kecuali wabah yang masih meninggalkan jejaknya menjangkiti tubuh-tubuh manusia, dan menjadi tajuk perbincangan di berbagai media.

Tidakkah kita merasa jengah? Hari-hari dipenuhi dengan membuka worldmeters dan berita. Tidakkah kita merasa hampa? Ditempa berbagai bencana, dilanda bermacam duka, namun tidak menemukan secercah hikmah di baliknya? Bahkan tanpa kita sadari, bulan penuh rahmat dan ampunan itu telah menanti, dengan raut yang tidak biasa dibandingkan tahun tahun sebelumnya.

Kukira tahun ini akan kuhiasi siang dan malam yang diberkahi itu dengan dzikir dan ibadah. Kupikir ramadhan kali ini dapat kumenangkan lailatul qodar dengan amalan yang luar biasa. Tapi, akan kah aku sampai untuk memasukinya dengan raga yang utuh serta hati yang damai? Akan kah aku sempat menikmatinya, menjalin munajat yang khidmat, meletakkan sujud yang jumud, melantunkan qiroah yang indah, dengan rasa aman dan tenang di saat terik maupun gelapnya?

Bagaimana bisa semua itu terwujud, sementara kita masih terpuruk meratapi wabah yang meliputi penjuru bumi? Bagaimana mungkin semua itu terjadi kalau kita enggan beranjak dari jeda yang pulas untuk mempersiapkan ilmu dan hati menyambut ramadhan yang dinanti?

Cukupkanlah dari segala berita. Sudahilah sungutan yang tiada gunanya. Kembalilah pada buku buku dan majlismu yang berharga. Meski hanya dari rumah, bangunlah Ramadhan yang megah dengan ilmu dan ibadah. Persiapkan diri untuk perjumpaan yang berkesan dan perpisahan tanpa penyesalan. Mulai hari ini.


Allahumma ballighnaa Ramadhaan
.
-SY, di gerbang bulan Sya'ban

Comments

Popular posts from this blog

Perbedaan Penulisan pada Mushaf Kemenag dengan Mushaf Rasm Utsmani cetakan Madinah

Mad Badal - Meringankan Syiddah

Hanya sebentar saja

Sajak Rindu

Tips Membuat CV Ta’aruf, Bonus Format Instan

Yonika

Tahapan Menuju Pernikahan yang Syar’i untuk para Jomblo