Vantage point : Indonesia #2


Soeharto

Saya lahir di pengujung era orde baru, di tahun sebelum krisis ekonomi Indonesia memuncak. Taulah ya siapa RI 1 nya kala itu. Pak Soeharto rahimahullah, tapi saya tidak tau sampai sekarang siapa wapresnya waktu itu. Orang kedua memang kerap kalah masyhur, jarang dikenang.

Saat itu kurs 1 dolar masih berkisar Rp 2,248 dan harga BBM masih Rp 700/lt. Kalau dihitung dengan teori paritas daya beli, Harga uang 2000 jaman dulu itu senilai dengan rice box dan lychee float kfc atau safar naik motor jogja solo ngelewatin candi kalasan dan prambanan di zaman present. Sekarang? 2000 perak hanya cukup untuk manasin motor dan jalan dari rumah sampe lampu merah di pertigaan gang terdekat, nyatet kontak iklan sedot wc di tiang listrik, trus balik lagi ke rumah. Tapi alhamdulillah 2000 rupiah masih bisa dapet sebungkus imut nasi teri khas angkringan ya meski endingnya seret karena duitnya habis ga cukup buat beli air putih wkwk.

Saya lahir di hari senin (alhamdulillah sama kaya hari lahirnya nabi¹ lhoh hehe) dengan style caesar atas persetujuan abok (salah satu model panggilan kakek di bangka), karena waktu itu baru sebulan setelah papa memulai karirnya di ASTRA, jadi belum boleh cuti. Sebelumnya papa sempat menganggur beberapa bulan, alhamdulillah rejeki anak pertama mungkin ya hehe. Sedangkan mama waktu itu masih meniti karirnya, bekerja di bagian Giro di bank pikko yang sempat viral kasusnya ketika bernama century, dan kini berubah lagi menjadi bank mutiara. Waktu itu mama belum tau kalau ternyata penghasilan bekerja di bank itu juga Riba alias haram², ghafarallahu lanaa (yang bekerja dan yang memakan hasilnya) Aamiin..

Perlu kalian ketahui, saya ga pernah nyicipin ASI karena background kondisi medis mama, sehingga saya harus tumbuh dengan sufor sejak bayi, Qodarullah. Alhamdulillah saya sehat dan belum mati sampai detik ini, masih cukup cerdas untuk memahami arti bacaan sholat atau menghafal alfatihah. Jadi jangan khawatir dengan isu gizi dalam sufor yang menghambat perkembangan otak anak, itu hoax yang tidak bertanggung jawab aja. Insyaallah ini perkara rezeki dan taufiq Allah. Bukan akhir dunia atau kiamat.

Memang ga banyak yang saya ingat di 2 tahun pertama saya beradaptasi dengan atmosfer di luar rahim mama. Prestasi terbesar saya di masa itu hanyalah bisa merangkak, berjalan, dan tumbuh gigi. Dan yang pasti seingat saya, meski Indonesia sedang krisis moneter saat itu, saya tidak pernah mengkhawatirkan menu makan siang esok hari, berapa biaya kuliah di jurusan saya besar nanti, atau mau nikah umur berapa (?). Saya taunya hanya tidur dan main cukup, menghabiskan gaji papa dan mama untuk beli sufor saya yang rasa vanila, dan hidup tenang tanpa mikirin pe er, deadline, atau lembur kerja. 

Era orde baru adalah hari hari yang paling bersih dari depresi dan anxiety bagi saya, hari hari paling bahagia sepertinya. Alhamdulillah.


1) Lihat Syamailin Nabi karya At-Tirmidzi atau Sirah Nabi karya ulama2 ahlussunnah terkemuka
2) Coba buka yufid.com dan cari di search enginenya "Hukum Bekerja di Bank" atau "hukum riba"

Popular posts from this blog

Perbedaan Penulisan pada Mushaf Kemenag dengan Mushaf Rasm Utsmani cetakan Madinah

Mad Badal - Meringankan Syiddah

Hanya sebentar saja

Sajak Rindu

Tips Membuat CV Ta’aruf, Bonus Format Instan

Yonika

Tahapan Menuju Pernikahan yang Syar’i untuk para Jomblo