Setelah mengantisipasi rasa gengsi dan takut diledek orang – orang, Aku mulai beranjak dari parkiran meninggalkan motor legend yang telah menemaniku sejak SMA. Aku clingak – clinguk memastikan tidak ada orang yang mengenali, kemudian berjalan berusaha melihat hanya kepada langkah kakiku dan mulai menyisiri koridor menuju ruang kuliah. Tapi masa depan memang kadang tak sesuai harapan. Yang kukhawatirkan pun menjadi keniscayaan. Ada yang mengenaliku! “weh sav! Cadaran sekarang? Sudah kuduga kamu pasti bakal cadaran!” ujar seorang teman seangkatan. “Wow, what was that?” Batinku nyengir terkesima. Hari itu adalah hari pertama kuliahku di semester 4 prodi Teknik Mesin. Hari itu juga adalah hariku memulai kehidupan kampus secara resmi menggunakan cadar. Dan, nothing happened. Aku tak tau harus bergembira atau curiga. Kukira kisahku akan semenegangkan kisah muslimah bercadar yang viral di sosial media. Tapi alhamdulillah, memang begitu adanya. Tidak ada kejadian negatif atau tanggap...
Kalau teman-teman pergi ke toko buku untuk membeli Al Qur’an, kalian akan menemukan begitu banyak macam Al Qur’an dari sisi penerbit, merk, model, warna, maupun kelengkapan tafsirnya. Tapi terlepas dari semua itu, perlu diketahui bahwa perbedaan tersebut hanya dari segi fitur dan bisnisnya saja. Jadi tidak ada perbedaan dari Substansi Al Qur’an itu sendiri seperti jumlah ayat dan suratnya, Makna, dan Cara Baca, kegunaan dari Al Quran itu sendiri, dan juga sikap atau adab kita dalam bermuamalah dengan Al Quran. Karena apapun merknya, Al Qur'an berisi Kalamullah atau wahyu dari Allah yang berguna untuk membimbing para pembacanya untuk memahami dan mengamalkan agama islam yang diridhai oleh Allah. Perlu diketahui bahwa Al Quran yang banyak digunakan dan diperjualbelikan di Indonesia mau merk syamil, aqwam, cordoba, tiga serangkai, dll adalah Al Quran yang dicetak dengan penulisan yang ditetapkan oleh Kementrian Agama Indonesia. Akan tetapi buku-buku tajwid (buku pelajaran untuk memaha...
mari kita lihat cara quran mendefinisikan Nuur / cahaya melalui bahasa/diksinya. Note: nur itu singular, anwar itu pluralnya.. Kaya person dan people, box dan boxes Nah di quran untuk menjelaskan cahaya digunakan bentuk singular (selalu, untuk konteks pada gambar), sedang kegelapan digunakan kata plural... Gelap pertama, the absence of light itu sendiri.. Gimana dengan orang buta? Light bisa jadi ada, tapi dia tetap merasa gelap Gimana dengan orang yang enggan melihat, gamau melek, maunya merem? Cahaya ada, Mata bisa jadi punya dan sehat2 saja, tapi emang dasarnya ngerasa gabutuh cahaya.. Tenggelam dalam kegelapan yang dibuatnya sendiri Kesesatan(kegelapan) itu banyak modelnya.. Sebagai ujian dan cobaan. Tapi cahaya/jalan yang benar memang cuma satu biar kita ga berselisih dan bersatu di atas jalan yang 1, tujuan yang 1..
Simak hadits berikut ini... عن موسى بن يزيد الكندي –رضي الله عنه – قال كان ابن مسعود – رضي الله عنه – يقرئ رجلا فقرأ الرجل : " إنما الصدقات للفقراء و المساكين " مرسلة أي مقصورة ، فقال ابن مسعود :ما هكذا أقرأنيها رسول الله صلى الله عليه وسلم , فقال الرجل : و كيف أقرأكها يا أبا عبد الرحمن ؟ قال أقرأنيها هكذا : " إنما الصدقات للفقراء و المساكين " و مدّها . Musa bin Yazid Al Kindi Radhiyallahu'anhu menceritakan bahwa Ibnu Mas'ud Radhiyallahu'anhu pernah membacakan ayat kepada seorang laki-laki, lantas laki laki tersebut membaca dengan cepat "innamash shadaqaatu lil fuqaraa-i wal masaakiin" Kemudian Ibnu Mas'ud berkata : "bukan seperti ini Rasulullah mencontohkan kepadaku" Lau laki laki tersebut bertanya : "bagaimana Rasulullah mencontohkannya kepadamu wahai abu abdirrahman?" Ibnu Mas'ud menjawab : seperti ini "innamash shadaqaatu lil fuqaraa-i wal masaakiin" dengan memanjangkannya (dengan tartil). Demikian...
Ilmu adalah mata uang yang dicari dan dibutuhkan semua orang, semua kalangan. Karena ilmu tersebut menjadi sebab terangkatnya derajat seseorang di dunia. Kalau ga percaya, bandingkan profesi dosen dengan kuli bangunan. Bekerja sama 8 jam, seorang kuli harus menguras lebih banyak keringat dan tenaga namun upahnya lebih kecil. Itu tandanya ilmu seseorang dihargai lebih tinggi dibandingkan tenaganya. Tapi apakah semua ilmu sama berharganya? Tentu tidak. Bandingkan dosen dengan koruptor. Keduanya bisa jadi memiliki level pendidikan yang sama. Yang satu mahir mengajar, yang satu mahir menipu dan mencuri. Sama-sama “berilmu” tapi apakah sama-sama terhormat? Terdapat kaidah yang masyhur “ شرف العلوم بشرف المعلوم " yaitu, kemuliaan suatu ilmu itu tergantung dengan objek yang dipelajari. Maka tentunya tidak ada yang dapat mengalahkan mulianya ilmu agama. Karena dengan ilmu tersebut seseorang dapat mengenal Rabb semesta alam, pemilik segala Kemuliaan. Dengan ilmu agama ia men...
Comments
Post a Comment