Ice breaking

Bertemu dengan banyak orang hebat ntah secara langsung atau melalui buku(biografi/hikayat mereka) membuat kita akan lebih menghargai waktu.

Di dunia ini saya bertemu 2 orang kepala departemen yang luar biasa (pak kadep pasca sarjana TM, dan kadteti s1). Kedua duanya orang orang super sibuk, mengemban bejibun amanah (mengajar, mengurus departemennya, supervising bimbingan2, mereview jurnal2, dsb) namun tak lepas dengan tanggung jawab sebagai bapak keluarga, masih menyempatkan untuk membaca banyak jurnal dan buku yang bermanfaat, bahkan produktif dalam riset dan menulis publikasi2 ilmiah.

Oke itu kontemporernya. Bayangkan ulama ulama jaman dahulu, belum ada whatsapp, line, dsb. berjalan jauh berminggu minggu bahkan bulanan mengangkut perbekalan dan buku buku hanya untuk mencari satu hadits, itu pun kadang tidak berhenti disitu, mereka harus menyusuri sanadnya demi meneliti keotentikan hadits tsb.. Berjalan lagi..  Masih menyempatkan untuk belajar, menulis, menegakkan ibadah2 wajib dan yang sunnah, dan seabrek agenda kemanfaatan2 lainnya. Tak jarang diantara mereka kehabisan bekal, kelaparan, bahkan jatuh sakit.

karena keberhasilan itu tidak didapat dengan perjalanan yang mudah dan singkat. Fashbiruu wahtasibuu.

ikut kampus tahfizh cuma sebentar, itu pun malu malu saat belajar, kamu berharap bisa ngaji sebagus syaikh basfar? kira kira gitu
Fashbiruu wahtasibuu

---
Nasehat seorang dosen. mahasiswa itu 90% waktunya untuk riset/eksperimen, hanya 10% untuk menulis..

Maka hargai usaha yg 90% dengan menulis sebaik baiknya.. Karena orang hanya membaca apa yang anda tulis, tidak menyaksikan eksperimen anda

Comments

Popular posts from this blog

Petani jagung

Perbedaan Penulisan pada Mushaf Kemenag dengan Mushaf Rasm Utsmani cetakan Madinah

Mad Badal - Meringankan Syiddah

Tips Membuat CV Ta’aruf, Bonus Format Instan

Julukan Julukan

Sajak Rindu

What The Heaven