Mental Happy Ending
Pernah aku merasa kecewa dan tidak terima hanya karena suatu film berakhir tidak sesuai harapan. Dan boleh jadi banyak yang sefrekuensi denganku di dunia ini, bahwa film yang baik adalah yang berpihak kepada penonton. Happy ending adalah resolusi yang dinantikan setelah emosi itu lelah menyaksikan adegan2 yang menegangkan, konflik yang menyedihkan, dsb. Namanya saja hiburan, masa pada akhirnya bikin penonton kesal. Yang jadi ironi adalah, ketika konsep di atas kita gunakan di dunia nyata yang mana kita tau bahwa dunia ini hakikatnya adalah ujian, bukan hiburan. Ada berapa banyak orang di dunia, mendadak rajin shalat2 sunnah, bermunajat siang dan malam, meninggalkan hal2 yg haram, agar urusannya dilancarkan. Akan tetapi ia tidak sabaran, urusannya makin tercerai-berai, hingga ia bosan meminta, dan melupakan hijrahnya. Mereka ingin segala bentuk usaha perbaikan diri itu dibayar kontan semata-mata di dunia. Berhijrah, menikahi orang yang shalih/ah jamil/jamilah, menda...