Lelah Dipermainkan Dunia
Satu dekade lalu, Aku ingat pertama kali dibelikan kamera oleh Papa ketika SMA. Aku memilih kamera prosumer Nikon L120 ketimbang DSLR yg sedang ngetrend di kalangan remaja kelahiran 90an kala itu. Waktu itu belum ada mirrorless, & harga prosumer beberapa ratus ribu lebih mahal dibandingkan DSLR fujifilm standar. "Bodynya ringan, zoom rangenya guede tanpa lensa tambahan (21x), cocok buat dibawa naek gunung atau jalan2", bujukku. Alasan utamanya, prosumer itu jodoh orang malas ; 1. Setting exposure manual itu melelahkan. 2. Melihat objek lewat LCD itu lebih praktis ketimbang lewat viewfinder. 3. Asli, ringan, bisa jadi kalung ala fashionista kampungan gitu. . Akhirnya, request granted. Gue resmi memulai karir amatir sebagai scapes enthusiast. Hasil gambarnya lumayan untuk beberapa kali dilombakan & juara 1 harapan(ku) wkwk. [ Belakangan aku menanyakan hukum ikut lomba fotografi & ustadz aris menjawab "no". Pun di bukunya ust erwandi HHMK, lomba itu ...