Petani jagung
من اسعد الناس؟ من اسعد الناس
James Bender dalam bukunya, " How to Talk Well" (McGray-Hill Book Company, 1994], menyebutkan sebuah cerita tentang seorang petani yang menanam jagung unggulan dan sering kali memenangkan penghargaan petani dengan jagung terbaik sepanjang musim.
Suatu hari, seorang wartawan dari koran lokal melakukan wawancara dan menggali rahasia kesuksesan petani tersebut. Wartawan itu menemukan bahwa petani itu membagikan benih jagungnya unggulannya kepada para tetangganya.
"Bagaimana Anda bisa berbagi benih jagung unggul itu dengan tetangga Anda, lalu bersaing dengannya dalam kompetisi yang sama setiap tahunnya?" tanya wartawan, dengan penuh rasa heran dan takjub.
"Tidakkah Anda mengetahui bahwa angin menerbangkan serbuk sari dari jagung yang akan berbuah dan membawanya dari satu ladang ke ladang yang lain. Jika tetangga saya menanam jagung yang jelek, walaupun saya menanam Jagung Unggulan maka tetap saja kualitas jagung saya akan menurun ketika terjadi penyerbukan silang. Jika saya ingin menghasilkan jagung kualitas unggul, saya harus membantu tetangga saya untuk menanam jagung yang bagus pula," jawab si petani.
Petani ini sangat menyadari hukum keterhubungan dalam kehidupan. Dia tidak dapat meningkatkan kualitas jagungnya, jika dia tidak membantu tetangganya untuk melakukan hal yang sama.
Dalam kehidupan, mereka yang ingin menikmati kebaikan, harus memulai dengan menabur kebaikan pada orang-orang di sekitarnya.
Jika Anda ingin bahagia, Anda harus menabur kebahagiaan untuk orang lain. Jika Anda ingin hidup dengan kemakmuran, maka Anda harus berusaha meningkatkan taraf hidup orang-orang di sekitar Anda.
Anda tidak akan mungkin menjadi ketua tim yang hebat, jika Anda tidak berhasil meng-upgrade masing-masing anggota tim Anda.
KUALITAS KITA JUGA DITENTUKAN OLEH ORANG-ORANG DI SEKITAR KITA .
Orang Cerdas sejatinya adalah orang yang mencerdaskan orang lain. Karena bagaimana seseorang akan diakui sebagai orang yang cerdas ketika orang orang di sekelilingnya tidak memiliki 'referensi' yang sama akan kecerdasan itu sendiri? Justru bisa jadi dia dicap gila karena 'berbeda'. Satu satunya yang pintar di antara orang bodoh.
Orang Cerdas sejatinya adalah orang yang mencerdaskan orang lain. Karena bagaimana seseorang akan diakui sebagai orang yang cerdas ketika orang orang di sekelilingnya tidak memiliki 'referensi' yang sama akan kecerdasan itu sendiri? Justru bisa jadi dia dicap gila karena 'berbeda'. Satu satunya yang pintar di antara orang bodoh.
Sedikit pengubahan dari
ceritamotivasimendidik.blogspot.com/2013/02/hukum-tabur-tuai.html?m=1
ceritamotivasimendidik.blogspot.com/2013/02/hukum-tabur-tuai.html?m=1