Behind the legacy
Jadi keinget kisah ishaq bin manshur al kauzaj, murid imam ahmad *bongkar buku sik*, yang mendengar berita pencabutan beberapa pernyataan dari imam ahmad. kemudian beliau mengumpulkan dan memasukkan buku2 bliau dan menggendongnya hingga ke baghdad dengan berjalan kaki untuk meminta fatwa lagi mengenai permaslahan2 yang dulu pernah ia tanyakan.. seandainya dulu ada whatsapp, telegram, messenger dan sebagainya... mudah bagi para ulama untuk menyebarkan dan meralat fatwa.. dan sangat gampang bagi para penuntut ilmu untuk mencari fatwa, menyebarkan dan mengajarkannya, atau malah mengeditnya dari redaksi hingga signatur penisbatan. lantas goresan2 sejarah itu pun akan jauh berbeda mungkin ya... bukan dengan tinta emas melainkan kumpulan bilangan biner yang membentuk grid kemudian terdisplay pada selembar LCD. bukan berisi biografi akan kuatnya hafalan dan tingginya pengetahuan dengan banyaknya membaca, menelaah dan muroja'ah, melainkan kreatifnya mengcopas, lupa mencantumkan ...